Jokowi Sebut Pilpres 2024 Banyak Dramanya, Pengamat: Serangan Balik terhadap PDIP
Presiden Jokowi dianggap melakukan serangan balik terhadap PDIP lewat pernyataannya tentang pilpres yang banyak dramanya.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik, Ujang Komarudin, menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang banyaknya drama menjelang Pilpres 2024 adalah serangan balik terhadap PDIP.
Pernyataan Jokowi itu, disampaikan ketika memberikan sambutan pada puncak acara perayaan HUT ke-59 Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin, (6/11/2023).
"Kelihatannya pernyataan Jokowi menyindir pihak PDIP karena PDIP sendiri kan kecewa dengan Jokowi yang tidak mendukung Ganjar-Mahfud, tetapi lebih cenderung mendukung Prabowo-Gibran," kata Ujang, Kamis, (9/11/2023), dikutip dari Wartakotalive.com.
Akademisi Universitas Al Azhar Indonesia itu, mengatakan belakangan ini kebijakan Jokowi mendapat banyak kritik dari PDIP.
Oleh karena itu, Ujang menganggap, pernyataan Jokowi itu sebagai serangan dari Presiden terhadap PDIP.
"Di situlah kelihatan Jokowi mengkritik balik PDIP bahwa berpolitik jangan menggunakan perasaan, entah siapa yang benar, siapa yang salah, yang jelas ini adu kritik antara PDIP dan Jokowi," katanya.
Ujang meyakini, pernyataan Jokowi itu memang ditujukan kepada PDIP karena arah dukungan dia pada Pilpres 2024 berbeda dengan PDIP.
Baca juga: Sekjen PDIP Tanggapi Pernyataan Jokowi soal Drama Politik, Hasto: Politik Memang Bukan Drama
Jokowi: Pilpres 2024 dipenuhi drama
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai suasana menjelang Pilpres 2024 dipenuhi dengan drama dan sinetron.
Jokowi mengatakan, seharusnya yang dipertandingkan dalam Pilpres ialah gagasan atau ide.
"Saya melihat akhir-akhir ini, kita terlalu banyak dramanya, drakornya (drama Korea), terlalu banyak sinetronnya. Mestinya pertarungan gagasan, ide, bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita," kata Jokowi dalam sambutannya pada acara puncak perayaan HUT ke-59 Partai Golkar, Senin kemarin.
Presiden pun meminta pihak yang menang dalam pilpres nanti tidak jemawa.
"Yang harus kita pegang sekarang jika menang jangan jemawa, dan jika kalah jangan murka. Setelah berkompetisi saya setuju tadi Pak Prabowo bilang, bersatu kembali rukun kembali," katanya.
Dia menyebut, yang perlu diperlihatkan saat ini ialah demokrasi yang berkualitas dan tidak memecah-belah.