Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua DPD RI: Hari Ini Politik Hanya Untuk Memuaskan Hasrat Kekuasaan dan Kekayaan Semata

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengkritik situasi perpolitikan tanah air saat ini di mana Indonesia menurutnya krisis negarawan.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ketua DPD RI: Hari Ini Politik Hanya Untuk Memuaskan Hasrat Kekuasaan dan Kekayaan Semata
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam acara Penyampaian Maklumat Dewan Presidium Konstitusi Kembali ke UUD 1945 Sebelum Amandemen, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengkritik situasi perpolitikan tanah air saat ini di mana Indonesia menurutnya krisis negarawan.

Sebab, kata LaNyalla, lembaga negara kini berpolitik praktis, untuk meraih kemenangan semu.

Hal itu disampaikannya dalam acara Penyampaian Maklumat Dewan Presidium Konstitusi 'Kembali ke UUD 1945 Sebelum Amandemen', di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/11/2023).

"Hari ini, Indonesia krisis negarawan. Karena semua lembaga negara berpolitik praktis. Politik untuk meraih kemenangan-kemenangan semu," kata LaNyalla.

"Politik untuk saling menjatuhkan. Politik untuk memuaskan hasrat kekuasaan dan kekayaan semata. Tetapi melupakan amanat para pendiri bangsa dan melupakan sumpah jabatan," imbuhnya.

Baca juga: Organisasi Masyarakat Anti Dinasti dan Oligarki Siap Kawal Pemilu 2024 yang Aman dan Damai

Menurutnya dengan kondisi tersebut, bangsa Indonesia menjauh dari jati dirinya sebagai bangsa yang berpegang teguh pada nilai-nilai agung, yaitu Pancasila sebagai falsafah hidup.

BERITA REKOMENDASI

"Yakni Sistem yang mendasarkan kepada spirit Ketuhanan. Sistem yang memanusiakan manusia. Sistem yang merajut persatuan. Sistem yang mengutamakan musyawarah perwakilan para hikmat. Dan sistem yang bertujuan mewujudkan keadilan sosial," ucapnya.

Namun, kata LaNyalla, kini sistem yang diterapkan sistem bernegara ala barat, di mana individualis dan liberalis.

Hal itu menurut LaNyalla terjadi melalui kecelakaan perubahan Konstitusi yang terjadi di tahun 1999 hingga 2002 yang lalu.

Baca juga: Jokowi Sebut Pemilu Sulit Diintervensi, Jubir Anies Singgung Pelanggaran Kode Etik Anwar Usman

"Sehingga kita kehilangan satu Sistem Tersendiri. Sistem yang mampu menjadi tempat yang utuh bagi semua elemen bangsa. Sistem yang memberikan ruang kepada Penjelmaan Seluruh Rakyat. Sistem yang memberikan ruang bagi bangsa dan negara ini untuk merajut mimpi bersama. Melahirkan tekad bersama, untuk mewujudkan cita-cita lahirnya negara ini," ujarnya.

Sebab itu, untuk memperkokoh kedaulatan sebuah negara, menurut LaNyalla membutuhkan tekad bersama, kerja sama dan sumbangsih positif, serta keterlibatan semua elemen bangsa tanpa kecuali dan tanpa syarat.

"Dan hal itu tidak akan pernah bisa kita lakukan melalui Sistem Perebutan Kekuasaan dengan cara Liberal. Karena kontestasi politik liberal dengan batu uji popularitas hanya membuat kehidupan bangsa kita kehilangan kehormatan, etika, rasa dan jiwa nasionalisme serta patriotisme," pungkasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno yang membacakan keynote speech.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas