Adik Prabowo Muak Lihat Jokowi Terus Dikritik: Yang Nyerang Dinasti Politik Pertama di Indonesia
Di sisi lain, Hashim pun tidak menampik keluarga Prabowo juga menganut dinasti politik. Sebab, kakek Prabowo, Margiono Djojohadikusumo merupakan
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo mengaku muak dengan adanya kritik dinasti politik kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilontarkan secara masif.
Adik kandung Prabowo itu menyebut pihak yang sering mengkritik Jokowi merupakan pelopor dinasti politik pertama di Indonesia.
"Saya muak dengan kritik kritik dinasti politik yang menyerang Pak Jokowi, itu siapa? Yang menyerang Pak Jokowi itu dinasti politik pertama di Indonesia sekarang ini.
Saya kira kalian paham siapa ya. Bisa mengerti?" kata Hashim dalam 'Guyub Nasional ReJO Pro-Gibran MilenialZ' di Hotel Merlynn Park, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Hashim pun meminta pihak yang mengkritik Presiden Jokowi untuk becermin melihat dirinya sendiri. Apalagi, mereka juga telah mewariskan dinasti politik itu kepada empat generasinya.
"Dinasti politik pertama di Indonesia yang sekarang masih ada empat generasi itu yang kritik pak Jokowi. Seharusnya mereka lihat cermin sendiri kalau dia mau kritik dia harus lihat diri sendiri," katanya.
Di sisi lain, Hashim pun tidak menampik keluarga Prabowo juga menganut dinasti politik. Sebab, kakek Prabowo, Margiono Djojohadikusumo merupakan pendiri bank BNI.
Sementara itu, ayahanda Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo juga merupakan pejabat di masa lalu. Soemitro merupakan tokoh yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan saat usia 35 tahun.
"Pak Prabowo bilang saya Prabowo juga bagian dari dinasti politik kake saya Margiono Djojohadikusumo mendirikan bank negara Indonesia dengan uang sendiri.
Ayah kami Profesor Soemitro Djojohadikusumo tiga kali menteri.
Umur 33 tahun jadi Menteri Ekonomi dan umur 35 tahun jadi Menteri Keuangan, kemudian umur 37 tahun menjadi Menteri Keuangan dan masih sampai sekarang dianggap yang termasuk yang terbaik dan paling bagus di Indonesia," katanya.
Baca juga: Di Hadapan Prabowo-Gibran dan Anies-Cak Imin, Ganjar Singgung Drakor dan Demokrasi
Lebih lanjut, Hashim menuturkan bahwa paman Prabowo juga banyak yang gugur saat membela Indonesia. Mereka semua bagian dari dinasti yang mau berbakti dan berbuat baik kepada bangsa.
Oleh sebab itu, Hashim meminta semua pihak untuk menghentikan berbagai tudingan dinasti politik tersebut. Sebab, tidak ada paksaan agar Prabowo-Gibran dipilih masyarakat di Pilpres 2024.
"Kalau tidak suka dengan pak Prabowo dan Mas Gibran iya pilih yang lain lah enggak ada paksaan kok. Indonesia bukan Korea Utara Indonesia adalah demokrasi di Indonesia ada pilihan kalau tidak suka Prabowo ya sudahlah pak Prabowo mungkin terlalu gemuk Mas Gibran mungkin terlalu kurus yang satu gemoy yang satu apa yaudahlah. Pilih presiden yang bukan gemoy," jelasnya.
"Kalau mereka tidak suka, tidak gausah yang gemoy. Pilih yang bukan gemoy gapapa, nggak ada hukuman untuk itu," sambungnya.
Sebelumnya, PDIP mulai menyindir Presiden Jokowi yang menuding ada penyalahgunaan jabatan yang dilakukan oleh kekuasaan. Sebab, diduga adanya penguasa yang melakukan dinasti politik.
Pernyataan itu disampaikan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dalam pidato sambutannya pada acara deklarasi dukungan barikade Gus Dur pimpinan Yenny Wahid, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).
Hasto menyebutkan bahwa kekuasaan harus didedikasikan bagi rakyat, bukan untuk per orangan apalagi keluarga.
Baca juga: Bawaslu Mulai Investigasi Dugaan Pengerahan Aparat Pasang Baliho Prabowo-Gibran di Jawa Timur
Ia juga menyebut, ada penyalahgunaan kekuasaan dan hukum yang ditabrak. Menurutnya saat ini ada praktik hukum yang juga ditabrak, dan berlangsung secara masif.
"Bagaimana kekuasaan itu harus didedikasikan bagi rakyat bangsa dan negara bukan didedikasikan bagi ambisi orang per-orang apalagi suatu keluarga," Hasto di depan ratusan kader simpatisan Gus Dur yang hadir pada kesempatan itu.
Diketahui, dinasti politik yang dimaksudkan karena majunya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2024.