Mobilisasi Aparat Desa Dukung Prabowo-Gibran, Puskapol UI Samakan Era Soeharto
Puskapol UI mengkritisi sinyal pengerahan aparat desa untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) mengkritisi sinyal pengerahan aparat desa untuk mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sinyal itu tampak dalam acara bertajuk Silaturahmi Nasional Desa 2023 di Indonesia Arena Gelanggang Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (19/11/2023).
Direktur Puskapol UI, Hurriyah menilai gaya mobilisasi aparat desa merupakan salah satu praktik yang dijalankan pada masa pemerintahan Orde Baru (Orba).
Hurriyah mengatakan upaya-upaya mobilisasi aparat desa bisa mengancam demokrasi Indonesia dalam jangka panjang.
Menurutnya, saat ini terjadi kemunduran demokrasi di Indonesia dan berpotensi kembali ke era otoritarianisme.
Baca juga: Anies Tak Masalah soal Acara Desa Bersatu yang Dihadiri Gibran: Itu Hak Kita untuk Ambil Pilihan
"Kerugian terbesarnya tentu saja pada erosi demokrasi kita. Kita sudah jelang (Pemilu) 2024, bukannya menjadi momentum demokrasi kita semakin terkonsolidasi, tapi justru malah set back, balik lagi ke era otoritarian," kata Hurriyah dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Selasa (21/11/2023).
Dia menjelaskan pada era Orba pemerintahan di tangan Soeharto juga bersifat monoloyalitas dengan mobilisasi aparat negara.
Bukan hanya aparat keamanan, aparat desa pun menjadi salah satu unsur penting untuk dimobilisasi.
"Itu berdampak serius pada kekuasaan yang sentralistik dan menjadi sangat hegemonik. Dia bisa mempengaruhi, menjangkau, hampir semua institusi politik dan pemerintahan," ujar Hurriyah.
Hurriyah menuturkan dengan tangan-tangan yang menjamah sampai tingkat terkecil pemerintahan, Orba bisa melanggengkan kekuasaannya dengan digdaya.
"Nah ini yang kita khawatirkan, jangan sampai kemudian demokrasi kita yang hari ini posisinya menurut para sarjana politik dan berbagai lembaga pengindeks demokrasi sudah mengalami backsliding, penurunan gitu ya, mengalami erosi justru menjadi semakin parah," ucapnya.
Baca juga: Pengamat Ungkap Skenario Istana Mobilisasi Aparat Desa Dukung Prabowo-Gibran
Dia menegaskan sinyal dukungan yang diberikan ribuan aparat desa itu tak datang tiba-tiba.
Menurut Hurriyah, fenomena itu harus dibaca melalui serangkaian pertemuan antara organisasi perangkat desa dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).