Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wawancara Eksklusif dengan Mikail Azizi Baswedan: Dinasti Politik di Mata Anak Anies Baswedan

Sebagai generasi Z, Mikail mengatakan pentingnya proses seperti yang selalu diajarkan oleh sang ayah.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Wawancara Eksklusif dengan Mikail Azizi Baswedan: Dinasti Politik di Mata Anak Anies Baswedan
Tribunnews/JEPRIMA
Mikail Azizi Baswedan berpose usai menjadi narasumber di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023). Pria lulusan Universitas Indonesia jurusan Akuntansi ini pun mengaku kaget ketika ayahnya benar dideklarasikan Surya Paloh sebagai capres 2024. Ia pun mengaku sampai titik ini tak menyangka ayahnya bisa maju hingga resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai capres. Namun Mikail selaku anak, merasa bangga atas pencapaian sang ayah. Tribunnews/Jeprima 

Iya benar targetnya lulus dulu.

Apakah untuk men-support Abah perlu enggak untuk cuti kuliah?

Sebenarnya pada akhirnya aku prioritaskan lulus kuliah. Kalau ada kegiatan yang bersifat kampanye aku nggak ikut dulu sampe aku tuntaskan kuliah dulu sampai Desember akhir.

Kalau ada liburan semester baru aku ikut men-support Bapak.

Abang Mikail pernah diminta Abah menjadi khotib solat ied, apa benar bagaimana ceritanya?

Waktu itu lagi masa Covid-19 dan kita di rumah, dan dua hari sebelum tiba-tiba Abah nunjuk saja 'mik jadi khotib ya' ya terus perintah orang tua kita siap-siap saja. Pasti dilaksanakan kan.

Untuk menjadi khotib waktu itu apa yang Anda persiapkan?

BERITA REKOMENDASI

Wah itu aku langsung searching banyak cari bahan aku print di kertas dan jalanin gitu.

Masih ingat nggak materi apa yang Anda sampaikan?

Sudah lumayan lama sih jadi aku enggak ingat tapi itu jadi pengalaman karena Abah itu memang sering melakukan hal-hal seperti itulah untuk mengedukasi anak-anaknya.

Gimana kita disuruh mengalami proses dan itu aku mengalami public speaking bicara di depan walaupun di depan keluarga ya. Iya kan tetap saja di depan bicara depan orang kan sesuatu yang berbeda.

Apakah Abang pernah membayangkan ini tidak tertutup kemungkinan saya akan jadi anak presiden Republik Indonesia? Kalau Allah menentukan Pak Anies tidak bisa menolak dan Anda akan menjadi putra presiden?

Sebelumnya enggak pernah, benar-benar enggak pernah. Tapi yang pasti akan berubah dan berubahanya seperti apa aku nggak tahu ya.

Seperti yang aku rasakan sekarang walaupun secara fasilitas sama api kan kalau ketemu orang ya berbeda lah. Orang sudah memandang aku sebagai anak calon presiden. Jadi dari aspek itu saja sudah berubah gitu gimana nanti kalau terpilih.

Baca juga: Profil Ignasius Jonan, Mantan Dirut KAI yang Ingin Digandeng Anies Bangun Transportasi Umum

Kalau Bapak kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia ke-8 apa yang akan Anda lakukan pertama kali?

Yang pasti bersyukur lah dan yang aku ingin lakukan adalah spend time with family ini kalau memang kepilih melihat kondisi saat ini memang perjuangan yang panjang, perjuangan yang berat.

Kalau memang akhirnya terpilih yaitu sebagai hal yang pantas untuk disyukurilah aku ingin mensyukuri bersama keluarga dan juga bareng Abah.

Pasti orang banyak yang kepingin tahu setelah Abah itu resmi dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Pak Surya Paloh apa yang paling berubah?

Kalau Abah terambil banyak waktunya tentu kalau selama ini kan kita melihat Abah urusannya mayoritas di Jakarta sekarang sudah hampir setiap minggu pasti ke luar kota. Jadi di aspek itu juga sudah berubah.

Apakah Anda juga melihat vitalitas Abah berubah gitu sehingga asupan makanannya juga dari emosinya berubah?

Enggak ada yang berubah paling selama ini berpikir provinsi sekarang sudah berpikir nasional gitu.

Bang Mikail bakal calon presiden atau calon presiden itu selalu menjadi bahan obrolan di sosial media dan Anda sebagai anak muda tentu mengikuti sosial media. Bagaimana Anda menghadapi dinamika di sosial media?

Memang aku cukup update sosial media untuk soal politik tapi kalau ada yang tidak sesuai pendapat yang sudah kita terima pendapat itu.

Tapi pernah nggak sesuatu yang sampai masuk ke hati Abang?

Oh enggak pernah kita sampai kebawa ke hati malah kadang ada yang lucu. Misalkan ada yang menghina Abah soal kebijakan tapi tidak sesuai dengan komentarnya merekalah gitu beritanya positif komentarnya negatif lucu kan.

Pada akhirnya kita enggak pernah bawa ke hati lah, enggak pernah emosi juga.

Ini terakhir soal pendapat pribadi Abang, tentu mendengar diskursus belakang ini mengenai politik dinasti karena kebetulan ada anak presiden menjadi calon wakil presiden. Menurut Abang sendiri bagaimana sebagai anak muda Gen Z?

Menurut aku kan yang penting prosesnya, selama ini Abah juga mengajarkan kita untuk mengikuti proses seperti yang dialami Kaisar selama jadi gubernur.

Semua keputusan dan semua kebijakan melalui proses dan itu sendiri diimplementasikan dalam keluarga kalau aku pasti mengikuti proses.

Abah selalu mengajakrkan kita untuk selalu mengikuti proses tersebut dan mengikuti prosedur.

Abang boleh memberikan closing statement mengenai hal yang Anda rasakan menjadi anak dari calon presiden?

Jadi Abah sudah menjadi calon presiden dan itu membuka mata saya sendiri terhadap masalah-masalah yang ada di Indonesia. Terhadap keluhan-keluhan dari masyarakat dan itu saya dengar dan lihat langsung.

Maka aku sendiri enggak pingin kondisi Indonesia seperti ini terus kita selalu ingin ada perkembangan kita ingin ada perubahan maka dari itu kita memperjuangkan perubahan demi kebaikan Indonesia. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas