Jargon Gemoy dan Joget Dikritik, TKN: Itu Orang Bahagia, Kalau Orang Marah Mulu Berarti Frustasi
Tak hanya jargon Gemoy, saat ini aksi joget-joget juga kerap dilakukan oleh Prabowo serta Gibran di beberapa kegiatan.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Erik S
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran merespons soal tanggapan beberapa pihak atas jargon gemoy yang melekat pada pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Tak hanya jargon Gemoy, saat ini aksi joget-joget juga kerap dilakukan oleh Prabowo serta Gibran di beberapa kegiatan.
Aktivitas tersebut, dinilai beberapa pihak hanya menjadi gimik untuk mendapatkan perolehan suara dari masyarakat.
Baca juga: Ketua Umum Prabu Bersama Ribuan Masyarakat Lampung Ikrarkan Janji Laskar Gemoy
Wakil Direktur Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan apa yang dilakukan oleh Prabowo maupun Gibran adalah suatu poin yang menunjukkan politik itu harus dijalankan dengan riang gembira.
"Seolah-olah pak Prabowo hanya gimik, gimik gemoy joget, padahal itu adalah entry point untuk menyampaikan pesan bahwasanya politik itu gembira," kata Dahnil dalam acara relawan Matahari Pagi Prabowo Gibran Mendengar di kawasan Senopati, Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Menurut Dahnil, orang yang gembira pasti memiliki ide dan kreativitas yang baik, serta mempunyai daya pikir yang bagus dan berbekal kepribadian yang positif.
Sebaliknya, menurut dia, jika ada orang yang kerap marah dan cemberut merupakan ciri-ciri pribadi yang frustasi
"Orang yang gembira pasti orang yang banyak gagasan, orang yang marah-marah terus orang yang cemberut terus pasti orang yang frustasi, orang yang gembira pasti punya banyak gagasan itu entry point," kata dia.
Tak hanya itu, Dahnil juga menegaskan sejatinya, jika politik ditampilkan sebagai suatu hal yang menyeramkan terus maka akan timbul kebosanan.
Padahal kata dia, dalam berpolitik perlu juga dikedepankan unsur seni dan sastra untuk mencerminkan kalau politik itu bahagia.
Baca juga: Prabowo Diteriaki Bapak Gemoy saat Kunjungi Ponpes Cipasung Jawa Barat
"Bahkan saya punya berkeyakinan begini, kalau politik itu terkesan menyeramkan atau membosankan, maka seni dari sastra harus bisa menggembirakan, cara menyampaikan pesan dan gagasan itu pun harus menggembirakan, bisa via olahraga, bisa via seni bisa bia sastra," tutur dia.
Bahkan saat ini kata Dahnil, kritik yang disampaikan melalui seni justru banyak digandrungi oleh anak muda.
Salah satunya yakni, kritik yang kerap disampaikan oleh para komika (sebutan orang yang stand up comedy) di beberapa kesempatan.
Baca juga: Peneliti Soroti Citra Gemoy Prabowo Subianto
"Anak-anak muda sekarang itu butuh sarana butuh saluran yang tepat supaya politik itu tidak membosankan, jangan sampai nanti politik ini dimaknai tempat yang sekedar pecah belah, tempat sekedar benci-bencian, sekedar dendam-dendaman," kata dia.
"Nah makanya pak Prabowo di 2024 ini punya komitmen politik kita harus gembira ga ada benci-bencian gak ada dendam-dendaman, kita bisa rival sekarang tapi besok kita bisa berteman," tukas Dahnil.