Hasto Sindir Prabowo soal Alutsista: Negara Ini Seperti Mau Perang
Sekretaris TPN Ganjar Pranowo - Mahfud MD, Hasto Kristiyanto menyindir capres Prabowo Subianto yang dianggapnya lebih memprioritaskan alutsista.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo - Mahfud MD, Hasto Kristiyanto menyindir calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto yang dianggapnya lebih prioritas pada pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Hasto mengatakan, berdasarkan analisis para pakar menunjukkan Prabowo mencoba menampilkan seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya dari cara bicaranya.
Sebaliknya, dia menyebut bahwa karakter Prabowo tetap berbeda dengan Presiden Jokowi termasuk program-program yang ditawarkan.
"Ya, desain yang kami dapatkan dari analisis para pakar memang Pak Prabowo itu mencoba menampilkan Pak jokowi hanya dari cara bicaranya, dari karakternya, dari program-programnya berbeda," kata Hasto di Gedung High End, Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) ini mencotohkan ketika rakyat sedang menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Contohnya apa? Saat ini rakyat menghadapi kesulitan kenaikan harga kebutuhan pokok. Cabe naik," ucap Hasto.
Hasto menjelaskan, kalau Presiden Jokowi mendapat keluhan masyarakat, maka solusinya langsung turun.
"Kalau Pak Prabowo solusinya memprioritaskan alutsista, menambah utang luar negeri alutsista. Jadi negara ini seperti mau perang. Ini yang membedakan," ungkapnya.
Dia menuturkan, hanya capres nomor 3, Ganjar Pranowo yang memiliki gaya kepemimpinan seperti Presiden Jokowi.
"Jadi maunya meniru hasilnya berbeda. Hasilnya Pak Ganjar yang seperti Pak Jokowi," tutur Hasto.
Adapun Kemenhan baru saja membeli lima pesawat angkut berat Super Hercules C-130J untuk TNI AU dari pabrikan Lokcheed Martin, Amerika Serikat.
Tiga pesawat di antaranya sudah tiba di Tanah Air dan sudah dioperasikan.
Untuk pesawat tempur, Kemenhan membeli Rafale dari Dassault Aviation, Perancis dan mengakuisisi 12 unit Mirage 2000-5 dari Angkatan Udara Qatar.
Dalam kontrak terbaru, Kemenhan telah menyelesaikan kontrak pembelian 18 unit jet tempur Rafale, dari rencana 42 unit.
Baca juga: Anies Bicara Alutsista Pertahanan: Orientasinya Fungsi dan Teknologi, Bukan Jumlahnya
Sementara untuk matra laut, Kemenhan masih menjajaki pembelian kapal selam, salah satunya Scorpene dari Perancis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.