Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua KPK Sementara Nawawi Pomolango Menyesal Nonton Debat Kusir Capres, Kenapa?

Nawawi menyesal datang langsung ke arena debat di kantor KPU lantaran selama debat para capres tidak ada yang singgung konsep pemberantasan korupsi.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Ketua KPK Sementara Nawawi Pomolango Menyesal Nonton Debat Kusir Capres, Kenapa?
Kolase Tribunnews/istimewa
Kolase foto Ketua sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pamolango dan momen Anies, Prabowo dan Ganjar usai Debat Pilpres 2023 di Kantor KPU, Selasa, 12 Desember 2023. Nawawi menyesal datang langsung ke arena debat di kantor KPU lantaran selama debat para capres tidak ada yang singgung konsep pemberantasan korupsi. 

"Itu 4 tahun saya di KPK. Jadi kalau kemudian ada teman-teman wartawan nanya-nanya banyak ke saya seperti apa wajah saya, orang pegawai saya saja nggak tahu udah 4 tahun bersama-sama," sambungnya.

Nawawi tak mempermasalahkan hal itu. Dia mengatakan percakapan terus berlanjut dan si pegawai itu tetap tak menyadari dirinya adalah pimpinan KPK.

"Saya menjawab saja saya dari Direktorat Korsup wilayah 4. Kebetulan saya Wakil Ketua yang membawahi bidang korsup. Dia ceritalah semua. Mas dari instansi mana? 'Saya dari kepolisian, kalau Bapak dari mana?'. Ya saya pinjam aja instansi Pak Alex, 'Saya dari BPKP'. Sampai seperti itu," ujar Nawawi.

Nawawi mengatakan memang ingin semua pegawai KPK merasa egaliter. Menurutnya, hal itu perlu agar para penyidik dan penyelidik tetap menjaga integritas dan berani berargumen dalam forum gelar perkara.

"Dan kita harus terus membangun anak-anak itu kalau kemudian dalam forum-forum ekspose kita biarkan mereka berargumen sedemikian rupa. Kita untuk jagain integritas segala sesuatu sikap tidak harus (sama) dengan pimpinan. Kita jaga itu seperti itu," katanya.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango memberikan sambutan saat acara Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Peringatan Hakordia 2023 mengusung tema Sinergi Berantas Korupsi, untuk Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango memberikan sambutan saat acara Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Peringatan Hakordia 2023 mengusung tema Sinergi Berantas Korupsi, untuk Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Terkait debat para capres pada Selasa (12/12) lalu, Anies Baswedan dalam forum itu mengatakan akan merevisi Undang-Undang KPK jika terpilih jadi presiden.

"Koruptor dijerakan dengan Undang-Undang Perampasan Aset disahkan, dan hukumannya mengikuti pemiskinan," kata Anies.

Berita Rekomendasi

"Kedua, tak kalah penting, Undang-Undang KPK harus direvisi sehingga KPK menjadi lembaga yang kuat kembali," kata capres nomor urut 1 itu.

Anies juga mengemukakan perlunya semacam hadiah untuk pihak-pihak yang membantu melakukan pelaporan suatu dugaan kasus korupsi. Soalnya, pihak yang melapor tersebut telah berpartisipasi dalam penegakan hukum.

"Gerakan antikorupsi harus menjadi gerakan semesta yang melibatkan seluruh rakyat," kata mantan Gubernur Jakarta itu.

Adapun capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan yang harus dilakukan untuk memberantas korupsi adalah memiskinkan para koruptor dan asetnya dirampas untuk negara. Untuk itu, Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset harus segera disahkan.

Selain itu, ia mengungkapkan rencananya memenjarakan koruptor di Nusakambangan. Hal lain yang ditekankannya untuk memberantas korupsi adalah pentingnya keteladanan dari pemimpin dan pejabat. Pemimpin dan pejabat harus menunjukkan hidup sederhana dan menunjukkan integritas.

Meritokrasi di birokrasi juga harus dipastikan berlaku sehingga praktik jual beli jabatan yang selama ini masif terjadi di pemerintahan bisa dicegah.

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto sepakat bahwaKPK harus diperkuat. Tak hanya KPK, kepolisian, kejaksaan dan lembaga pengawas lain, seperti BPK, BPKP, dan inspektorat di semua instansi pemerintah, harus diperkuat untuk mencegah terjadinya korupsi.

Baca juga: Pemberantasan Korupsi Dinilai Butuh Political Will Presiden

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas