Sambangi Rumah Rengasdengklok, Ganjar Akui Dapat Semangat Kemandirian Dalam Berjuang
Kedatangan Ganjar disambut ratusan masyarakat sekitar lokasi rumah sejarah Rengasdengklok yang telah menunggu.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menyambangi rumah sejarah Rengasdengklok, di Karawang, Jawa Barat, pada Jumat (15/12/2023).
Kedatangan Ganjar disambut ratusan masyarakat sekitar lokasi rumah sejarah Rengasdengklok yang telah menunggu. Mereka saling berebut untuk bisa berfoto bersama capres nomor ururt tiga itu.
Ganjar yang mengenakan kemeja putih serta celana jenis chino warna krem itu tampak berusaha masuk ke dalam rumah tempat di mana Soekarno dan Hatta diculik oleh kaum muda yang kala itu mendesak kemerdekaan Indonesia secara mandiri, tanpa diberi oleh Jepang.
Baca juga: Ganjar Terima Keluhan Soal Pungli Tenaga Kerja di Karawang: Dipungut Rp5 Juta-8 Juta
Selanjutnya setelah berhasil masuk ke bagian dalam rumah Rengasdengklok, eks Gubernur Jawa Tengah itu diajak berkeliling melihat ruang-ruang kamar, yang pernah digunakan Soekarno dan Hatta.
Usai berkeliling, Ganjar mengaku mendapatkan semangat kemandirian dalam berjuang.
"Semangat kemandirian, semangat perjuangan tidak selalu memberi, tidak berharap untuk diberi, jadi kami bisa merebut dan kami bisa melakukan sendiri, dan kami tidak bisa didikte. Woh itu keren anak muda," ucap Ganjar, kepada wartawan, Jumat (15/12/2023).
Baca juga: Baliho Paslon 03 Dicopot di Berbagai Daerah, Ganjar Minta Relawan Tidak Patah Semangat
Menurutnya, sejarah kemandirian tersebut harus ditiru generasi saat ini.
"Sehingga kita selalu berusaha lebih mandiri," katanya.
Lebih lanjut, Ganjar menyoroti keluarga Djiauw Kie Siong, yang merupakan pemilik rumah bersejara Rengasdengklok dan tetap menjaganya hingga kini.
"Catatan yang terpenting adalah pemiliknya Djiaw Kie Siong. Jadi kalau kita bicara lahirnya Republik ini, itu banyak ras yang terlibat, banyak suku yang membantu, banyak agama juga," kata Ganjar.
"Bahkan negeri ini dibangun secara bersama-sama itu yang semua orang mesti tahu, tidak ada klaim satu kelompok," tegasnya.