Polemik 'Ndasmu Etik' Prabowo Berlanjut, Tokoh Banyumas Tak Terima Ndasmu Disebut Bahasa Keseharian
Tokoh Banyumas Asringun Marthawirya yang memberikan kritik tajam terkait pernyataan 'ndasmu etik' yang dikatakan Prabowo di Rakornas Gerindra.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Polemik pernyataan "ndasmu etik" yang diungkapan oleh capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, saat Rakornas Gerindra pada Jumat (15/12/2023) belum usai.
Setelah sebelumnya ada banyak elite politik yang berkomentar, kini giliran tokoh masyarakat Banyumas, Jawa Tengah, bernama Asringun Marthawirya yang memberikan kritik tajam kepada Prabowo.
Asringun mengaku tak terima kata "ndasmu" disebut sebagai kata yang sering diucapkan oleh orang Banyumas.
Menurut Asringun, kata "ndasmu" termasuk bahasa pangon (penggembala atau peternak).
Bahasa pangon memiliki tingkatan, dan kata "ndasmu" termasuk pada tingkatan bahasa yang sangat kasar.
“Orang yang menggembala wedhus, kambing itu. Itu pun ada tingkatannya. Kalau ndasmu itu pada tataran yang sangat kasar."
Baca juga: Kala Kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud Kompak Kritik Prabowo usai Video Ndasmu Etik Viral
"Biasanya, bilang dengkulmu angop. Yang kedua adalagi, gundulmu. Yang ketiga, ndasmu itu. Sangat kasar," kata Asringun, dilansir WartakotaLive.com, Selasa (12/12/2023).
Lebih lanjut Asringun menjelaskan kata "ndasmu" biasanya digunakan dalam tataran orang-orang yang sebaya dan seumuran, atau setara dalam segala hal.
Oleh karena itu, Asringun merasa tersinggung jika "ndasmu" disebut bahasa keseharian orang Banyumas.
Itu karena pada kenyataannya kata "ndasmu" tidak bisa dikatakan sembarangan oleh orang Banyumas dalam kesehariannya.
Baca juga: Cak Imin Respons Ucapan Prabowo Soal Ndasmu Etik: Jangan Remehkan Etika
“Dan itu bahasa orang pangon. Kalau ada ribut-ribut bahwa bahasa ndasmu itu bahasanya orang Banyumas, kesehariannya keluarga di Banyumas. Sebetulnya itu sangat menyakitkan. Kami tersinggung, bener,” ucap Asringun.
Asringun pun mempersilakan publik untuk mengecek sendiri dalam internal keluarga orang Banyumas.
Kata "ndasmu" ini tidak akan dikatakan oleh anak kepada orang tua, atau orang tua kepada anaknya sekalipun.
Asringun menyadari orang Banyumas memang bersikap blakasuta atau blak-blakan.