Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fraksi PAN Jelaskan Pernyataan Zulhas Soal Salat: agar Umat Tak Terpecah karena Perbedaan Politik

Saleh Daulay menegaskan tidak ada sedikit pun maksud Zulhas untuk melecehkan agama.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Fraksi PAN Jelaskan Pernyataan Zulhas Soal Salat: agar Umat Tak Terpecah karena Perbedaan Politik
ISTIMEWA
Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay, menjelaskan maksud pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal salat yang viral. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay, menjelaskan maksud pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal salat yang viral.

Dalam video yang beredar, Zulhas yang juga Ketua Umum PAN itu menyebut ada perubahan sikap masyarakat akhir-akhir ini, satu di antaranya diam usai baca Al-Fatihah saat salat atau tidak membaca amin.

Saleh menjelaskan, jika video tersebut diikuti secara keseluruhan, dapat dipahami bahwa Zulhas ingin mengajak semua pihak untuk menjaga agar pilpres tetap teduh, tertib, aman, dan damai.

Anggota Komisi IX DPR RI itu menegaskan tidak ada sedikit pun maksud untuk melecehkan agama.

"Bang Zulhas itu kan memberi contoh agar mudah dipahami masyarakat. Nah, yang gampang diingat mungkin ya pada akhir bacaan surat Al-Fatihah. Termasuk gerakan jari pada saat tahiyat. Dalam konteks ini, bang Zulhas mengingatkan bahwa tarikan politik begitu luar biasa. Dia khawatir, umat terpecah," kata Saleh dalam keterangannya Rabu (20/12/2023).

Namun, kata Saleh, ada pihak-pihak yang memotong video tersebut. Sehingga muncul kesan Zulhas menista agama.

Berita Rekomendasi

Padahal, lanjut Saleh, di banyak tempat Zulhas selalu mengingatkan agar umat beragama selalu rukun dalam segala situasi.

"Bang Zulhas kerap menyebut bahwa kontestasi politik hanyalah sesaat. Yang penting terus diperjuangkan adalah kepentingan umat dan masyarakat," ucap Saleh.

Lantas, Saleh pun mengungkit video yang sama juga muncul dari Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Adi Hidayat. Pernyataannya kurang lebih sama, tetapi tidak ada yang menyebut bahwa itu penistaan. Malah, itu disebarluaskan tanpa preseden negatif.

"Bang Zulhas itu kagum dengan kedua ustaz tersebut. Dia menganggap mereka adalah guru-guru terbaik. Lalu, bahan ceramah mereka dikutip. Itulah yang disampaikannya dalam video tersebut,” kata Saleh.

Lebih lanjut Saleh mengungkapakn dalam konteks ini, semua pihak diharap untuk tetap berbaik sangka.

Sebab, Zulhas tidak punya rekam jejak yang buruk terhadap Islam. Malah sebaliknya, ada banyak agenda umat yang beliau terlibat aktif hingga saat ini.

"Perlu juga diingatkan agar orang-orang yang mencoba mempolitisasi masalah ini untuk segera menghentikannya. Tidak baik dalam konteks membangun kebersamaan dan persatuan. Bukankah semua pihak ingin Indonesia menjadi negara besar, maju, dan sejahtera,” tandasnya.

Kronologi pernyataan Zulhas

Diberitakan sebelumnya,enteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) membuka acara Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang.

Dia sempat mengungkapkan keheranan soal perubahan sikap akhir-akhir ini tepatnya di tahun politik.

"Saya keliling daerah, Pak Kiai. Sini aman, Jakarta nggak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah. Jadi kalau salat Maghrib baca, 'waladholin... ', Al-Fatihah baca 'waladholin..' Ada yang diem sekarang, pak. Lho kok lain," kata Zulhas.

"Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu," imbuhnya.

Adapun yang dimaksud Zulhas, kelanjutan surat Al-Fatihah itu seharusnya adalah "Amin" yang dibaca bersamaan imam dan makmumnya. Kemudian Zulhas juga mengatakan ada yang duduk tahiyat menunjuk menggunakan dua jari.

"Itu kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah)," ucap Zulhas terheran-heran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas