Mengenal SGIE serta Carbon Capture and Storage, Pertanyaan Gibran untuk Cak Imin dan Mahfud MD
Berikut penjelasan mengenai Carbon Capture and Storage dan SGIE yang dipertanyakan Gibran kepada Mahfud MD dan Cak Imin di Debat Cawapres semalam.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Penangkapan CO2 biasa digunakan dalam proses produksi hidrogen baik pada skala laboratorium maupun komersial.
Sementara itu, pengangkutan dilakukan dengan menggunakan pipa atau tanker seperti pengangkut gas pada umumnya (LPG, LNG).
Sedangkan penyimpanan dilakukan ke dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi yang dapat menjadi perangkap gas hingga tidak lepas ke atmosfer, atau dapat pula diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.
Namun, upaya ini tidak semudah yang dibayangkan, mengingat gas buang tersebut pada umumnya memiliki karakteristik bertekanan rendah dan konsentrasi CO2 yang rendah juga.
Baca juga: Gibran Bantah Sengaja Pakai Akronim Sulit saat Debat: Itu Istilah Biasa dalam Investasi
Sehingga memerlukan proses tambahan yang membutuhkan energi cukup besar untuk pemisahannya.
Kenyataan ini menjadikan tantangan ke depan yang harus diantisipasi agar dapat menciptakan proses penangkapan CO2 yang efektif dan efisien.
Walaupun secara umum teknologi CCS ini cukup menjanjikan untuk dipergunakan dalam menangani sumber emisi CO2 yang besar seperti pembangkit listrik berbahan bakar fosil atau industri besar lainnya.
Masih banyak hal-hal yang perlu diselesaikan sebelum CCS dapat diterapkan secara penuh, seperti perbaikan teknologi, legalisasi dan pembiayaan.
Baca juga: Pengamat: Pertanyaan Gibran kepada Cak Imin tentang SGIE Semalam Tidak Jelas
State of the Global Islamic Economy atau SGIE
SGIE adalah singkatan dari State of the Global Islamic Economy Report yang dirilis oleh DinarStandard.
Diketahui SGIE Report ini berisikan laporan indikator ekonomi islam global.
Beberapa hal yang jadi penilaian dalam SGIE Report ini di antaranya adalah sektor keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik halal, obat-obatan halal, perjalanan ramah Muslim, fashion sederhana, serta media dan rekreasi bertema Islam.
Melansir laman resmi Kementerian Perindustrian, di tahun 2022 SGIE Report Indonesia berada dalam peringkat keempat setelah Malaysia, Arab Saudi dan Uni Emirate Arab.
Baca juga: Pertanyaan Gibran Soal SGIE ke Cak Imin Jebakan? Boleh atau Tidak?
Menurut CEO DinarStandard Rafi-uddin Shikoh, Indonesia mengalami kenaikan signifikan di sektor makanan halal, sehingga Indonesia bisa naik dua peringkat ke posisi kedua dalam sektor halal food.