Saran dari Pengamat, Keluarga Wapres Perlu Turun Ke Banten Kampanyekan Capres
Dedi Kurnia Syah mengatakan, dukungan elektoral dari keluarga Wakil Presiden Ma’ruf Amin baru akan terasa jika mereka mau turun ke Banten
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Dukungan terus mencuat dari berbagai elemen masyarakt di masa kampanye Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, dukungan elektoral dari keluarga Wakil Presiden Ma’ruf Amin baru akan terasa jika mereka mau turun ke basis pemilih mereka di Banten.
“Azizah dan Ma'ruf Amin sekurangnya miliki basis suara di Banten, meskipun tidak signifikan, kecuali jika Maruf Amin secara langsung turun tangan lakukan kampanye, bisa saja ia punya daya tawar utamanya di kalangan pesantren di Banten,” kata Dedi, Sabtu (23/12/2023).
Nur Azizah, putri Wapres Ma’ruf Amin menyampaikan dukungannya kepada pasangan Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Cawapres Ma’ruf Amin.
Baca juga: Respons Demokrat, PDIP, dan PKS Soroti Penampilan Cak Imin, Gibran, Mahfud Dalam Debat Cawapres
Menurut dia, paslon nomor urut tiga itu memiliki kapasitas dan integritas yang lengkap.
Azizah mengaku bangga bisa hadir pada kesempatan itu dan memberikan dukungan kepada Ganjar-Mahfud.
Sementara, Ma’ruf Amin sebagai seorang Wakil Presiden terpantau netral untuk menentukan pilihan ke pasangan manapun.
“Hadirnya Azizah di kubu Ganjar, bisa saja menandai sokongan Maruf Amin, terlebih Wapres sesekali bicara soal kriteria Capres yang tidak andalkan gimik politik,” imbuh Dedi.
Di luar dukungan itu, Azizah adalah kader Partai Demokrat, yang harusnya menyokong pasangan Prabowo-Gibran.
Namun nyatanya dia memberikan dukungannya pada Ganjar-Mahfud. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana soliditas di Koalisi Indonesia Maju pengusung Prabowo-Gibran.
“Perpindahan sokongan ini bisa saja menandai jika Prabowo-Gibran tidak mampu menjaga soliditas, juga Demokrat yang terkesan setengah hati,” sebut Dedi.
Menurut Dedi, sikap Partai Demokrat cukup jelas pilihan oportunisnya.
Lanjutnya, Capres Prabowo menyadari hal itu, namun dia melihat sosok Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai senior yang dihormati.
“Karena dari sisi hitungan politis, Demokrat bisa jadi tidak menambah kekuatan mesin koalisi, bahkan dengan sikap Demokrat saat ini, bisa jadi justru Demokrat menjadi duri dalam kaki, yang membuat koalisi sulit bergerak cepat.” beber Dedi.