Bahlil Sebut Masa Jaya PDIP Bisa Berakhir, Ganjar: Banteng Itu Makin Dicolek, Tanduknya Makin Tajam
Eks Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan hal tersebut bakal dibuktikan di Pilpres 2024 mendatang.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo, merespons pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebut masa kejayaan PDI Perjuangan yang sudah berkuasa selama lebih dari 10 tahun akan segera berakhir.
"Ya kalau kita (PDI Perjuangan) selalu bersama dengan rakyat saja," kata Ganjar saat ditemui di Pasar Notohardjo, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023).
Ganjar menilai Bahlil merupakan pribadi yang unik.
Sebab, menurutnya, salah satu Menteri di Kabinet Indonesia Maju itu adaptif karena bisa memberikan dukungan ke berbagai pihak.
"Kalau Pak Bahlil kan unik orangnya. Ya unik ya, orang yang adaptif. Ke sana ke mari, biasa saja, saya kenal betul dengan Pak Bahlil," ungkap Ganjar yang juga kader PDIP ini.
Lebih lanjut, menurut Ganjar, PDI Perjuangan masih solid untuk memimpin rakyat Indonesia ke depan.
Eks Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan hal tersebut bakal dibuktikan di Pilpres 2024 mendatang.
"Kita masih percaya. Kita akan menunjukkan nanti di tanggal 14 (Februari 2024). Kalau kita melihat soliditas yang ada di teman-teman luar biasa. Biasanya banteng itu makin dicolek, tanduknya makin tajam," tutur Ganjar Pranowo.
Banteng dimaksud adalah logo PDI Perjuangan kepala banteng.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan demokrasi membuat jabatan kepala daerah, anggota DPR, hingga presiden bisa diisi secara bergantian.
Ia kemudian menuturkan tak ada partai politik yang bisa berkuasa selama lebih dari 10 tahun sejak Indonesia memasuki masa reformasi.
"PDIP berkuasa sudah hampir 10 tahun juga ini. Jadi hati-hati, ada silih bergantinya, kira-kira kan. Kalau kita sejarah dari reformasi, partai berkuasa 10 tahun, nanti berganti lagi," kata Bahlil dalam acara Simposium Demokrasi dan Deklarasi Pemilu Damai Mahasiswa Indonesia, di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/12/2023).
Menurutnya, pascareformasi 1998 hingga 2009, partai pemenang pemilihan umum (pemilu) selalu berganti, dari PDIP, Golkar, lalu Demokrat.
Tak hanya itu, pemegang jabatan presiden juha terus berganti dari Presiden Gus Dur, Megawati, hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjabat dua periode atau 10 tahun.
"Demokrat bertahan hanya sampai 10 tahun, ganti lagi. Kalau di era Orde Baru itu sampai 30 tahun Golkar berkuasa," katanya.
Bahlil menyinggung kepemimpinan SBY juga digantikan oleh Jokowi dan PDIP menjadi partai penguasa selama dua periode.
Melalui pengalaman itu, Bahlil mengingatkan, bisa saja kekuasaan PDIP berakhir karena telah berkuasa selama 10 tahun.
"Sejarah dari reformasi, partai berkuasa 10 tahun, nanti berganti lagi. Partai berikutnya juga apakah akan bertahan 10 tahun? Wallahualam," ungkap Bahlil.