Timnas AMIN Soroti Ledakan Smelter Nikel di Morowali, Singgung Jokowi dan Gibran
Timnas AMIN menyoroti peristiwa ledakan smelter di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan -Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) menyoroti peristiwa ledakan smelter di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah yang menyebabkan 59 karyawannya menjadi korban.
Dari 59 orang yang menjadi korban, 13 di antaranya meninggal dunia, 29 korban mengalami luka berat, 12 korban mengalami luka sedang, serta 5 korban mengalami luka ringan.
Juru bicara muda Timnas AMIN Hari Akbar mengungkapkan turut berduka atas peristiwa kebakaran tersebut.
Menurut Akbar, kasus kebakaran di kawasan PT.IMIP adalah salah satu dampak dari hilirisasi.
Hilirisasi yang tidak inklusif menyebabkan banyak kerugian di masyarakat.
Baca juga: Polisi hentikan operasional smelter nikel di Morowali, imbas ledakan yang menewaskan 13 pekerja
Mulai dari kerusakan lingkungan, tidak hadirnya kesejahteraan, sampai standard keselamatan kerja yang tidak dipikirkan.
Ia pun mengungkapkan berdasarkan kronologis sejumlah sumber di lapangan.
"kronologi kawan-kawan yang ada di lapangan, tungku smelter sebenarnya sudah bocor dan harus diperbaiki dengan menghentikan proses produksi," kata Hari Akbar di Jakarta (25/12/2023).
Hanya saja kata Hari, masih dipaksakan terus berproduksi dan akhirnya banyak memakan korban.
Baca juga: Imbas Kebakaran di Morowali, Pemerintah Diminta Setop Operasional Smelter Perusahaan China di RI
Hari mendorong Pemerintah harus mengevaluasi ulang standar keselamatan kerja pada smelter-smelter ini.
Jangan hanya mementingkan investor dengan narasi hilirisasi dan akhirnya masyarakat jadi korbannya.
"Kalau mas Gibran beberapa waktu lalu bicara hilirisasi terus, ini bisa dilihat kerja pak Jokowi terkait hilirisasi yang jelas banyak merugikan," kataya.
Diketahui pabrik pengolahan nikel yang berlokasi di Kawasan Industri IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah terbakar, Minggu (24/12/2023) pukul 05.30 WITA.
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Agus Nugroho didampingi Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Dody Triwinarto pun langsung terbang ke Kabupaten Morowali untuk mengecek langsung lokasi kecelakaan kerja tersebut.
Kepada media, Irjen Pol Agus Nugroho menyebutkan, PT ITSS merupakan tenant di kawasan PT IMIP.
Kawasan PT IMIP sejatinya dilengkapi alarm dan tim tanggap kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja itu masih dalam investigasi tim gabungan yang telah terbentuk.
"Untuk saat ini operasioanal PT ITSS dihentikan sampai adanya penyelesaian dari hasil penyelidikan nanti," ucap Irjen Pol Agus Nugroho melalui rilis tertulisnya, Senin (25/12/2023).
Terpisah, Manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menyebut Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina yang menjadi korban jiwa dari insiden ledakan tungku smelter total 4 orang.
Kemudian 9 orang lainnya merupakan tenaga kerja Indonesia.
"Jadi ada 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja Cina," kata Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan melalui rilis terulisnya, Minggu (24/12/2023) malam.
Dedy menjelaskan, sebanyak 46 korban luka disebabkan karena terkena uap panas.
Ada 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang menjalani observasi oleh Klinik IMIP, dan lima orang rawat jalan.
"Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan satu jenazah korban kepada keluarga korban," ujar Dedy.
Dia menceritakan, tungku smelter 41 yang terbakar awalnya ditutup untuk operasi pemeliharaan.
Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.
Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.
Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.
"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," kata Dedy. (*)