Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua PWNU Jatim yang Dicopot Pernah Bertemu Anies Baswedan Saat Masih Jabat Gubernur DKI

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mencopot KH Marzuki Mustamar dari jabatannya sebagai Ketua PWNU Jawa Timur.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Ketua PWNU Jatim yang Dicopot Pernah Bertemu Anies Baswedan Saat Masih Jabat Gubernur DKI
Tangkap layar akun Youtube Kompas TV
Anies Baswedan mengunjungi Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar di Ponpes Sabilurrosyad Gasek Kota Malang, Jumat (12/11/2021) silam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mencopot KH Marzuki Mustamar dari jabatannya sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Keputusan ini pun menjadi buah bibir di masyarakat.

Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni mengtakan, pemberhentian KH Marzuki Mustamar merupakan masalah internal organisasi.

“Ini hal biasa. Soal internal organisasi,” kata Amin Said menjawab beragam pertanyaan dari media terkait proses pemberhentian KH Marzuki Mustamar ketika dikonfirmasi dari Surabaya.

Surat pemberhentian tersebut bernomor 274/PB.01/A.II.01.44/99/12/2023 dengan ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal Saifullah Yusuf, Rais Aam KH Miftachul Akhyar, dan Katib Aam KH Akhmad Said Asrori. Surat ini memang ditandangani sejak 16 Desember lalu.

Menurut Amin, karena bersifat biasa, maka semua pihak diminta tidak perlu membesar-besarkan masalah ini.

“Jadi jangan dibesar-besarkan, apalagi ini sifatnya internal organisasi. Siapa pun, apalagi yang tidak memahami masalahnya tidak perlu ikut berkomentar,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Pemberhentian KH Marzuki juga telah diproses sejak lama sehingga tidak ada kaitannya dengan kepentingan politik praktis 2024.

“Proses pemberhentian juga sesuai AD/ART dan ketentuan yang ada,” kata dia.

Soal siapa penggantiannya, menurut Amin, juga sudah ada aturannya. “Ya sesuai aturan yang ada saja,” katanya.

Sementara itu terkait pemberhentian KH Marzuki Mustamar, pada Rabu (27/12/2023) malam, PBNU juga telah mensosialisasikan dan mengumpulkan seluruh ketua PCNU dan pengurus PWNU Jawa Timur di Surabaya.

Pernah bertemu Anies saat masih jabat Gubernur DKI Jakarta

Dilansir dari KompasTV, Anies Baswedan mendatangi Ponpes Sabilurrosyad Gasek Kota Malang, Jumat (12/11/2021) silam.

Baca juga: Balas Guyonan Gus Yahya soal Cak Imin Tak akan Menang Pilpres, Jubir AMIN Kaitkan dengan Man City

Kedatangan Anies untuk mengunjungi Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.

Selain berdialog, Anies juga menunaikan salat Jumat. Anies menyebut kedatangannya murni silaturahmi.

Ia mengatakan sebelumnya saat bertemu Marzuki, Anies berjanji akan mampir ke ponpesnya.

Saat disinggung tentang peluang nyapres, mantan menteri pendidikan ini menyebut masih fokus mengurusi Jakarta.

"Silaturahmi saja, dulu pernah bertemu di Jakarta. Dan saya janji akan datang bersilaturahmi ketika berada di Surabaya" terangnya pada wartawan.

Sementara itu ketika Anies kembali dari salat, Ia dikenalkan sebagai capres oleh Marzuki.

"Salim (bersalaman) kepada calon presiden" ujar Marzuki pada anak-anak yang ada di area ponpes.

Saat itu Marzuki mengatakan, siapapun nanti pemimpin Indonesia harus bisa menjaga NKRI.

Gus Ipul buka-bukaan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf angkat bicara terkait pencopotan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.

Ia menegaskan bahwa pemberhentian ini urusan internal yang telah dibahas sejak lama.

Dan pemberhentian KH Marzuki Mustamar dar kursi Ketua PWNU Jatim ini telah mempertimbangkan banyak hal, termasuk dari banyak usulan dari bawah.

Meski begitu, Gus Ipul -panggilan Saifullah Yusuf- meminta agar semua pihak tidak membesar-besarkan masalah pemberhentian KH Marzuki Mustamar.

Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) Sabtu (22/4/2023) kemarin.
Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) Sabtu (22/4/2023) kemarin. (Ist)

Karena penggantian ketua dalam organisasi menurutnya adalah sesuatu hal yang biasa.

"Sekali lagi ini urusan internal. Kalau soal ganti mengganti dalam organisasi biasa kan. Jangan dianggap sesuatu yang istimewa. Asalkan pergantiannya sesuai ketentuan. Ini bukan sesuatu yang besar. Dan jangan dibesar-besarkan," kata Gus Ipul saat hadir dalam Jatim Bersholawat yang digelar di Jatim Expo, Kamis (29/12/2023) malam.

Tidak hanya itu, Wali Kota Pasuruan ini juga menjelaskan bahwa pemberhentian KH Marzuki Mustamar bukanlah karena kaitan politik.

Dan pemberhentian semacam ini juga pernah terjadi sebelumnya. Yaitu pernah terjadi pada Ketua NU Jatim, Ali Maschan Moesa yang diberhentikan sebelum waktunya.

"Dulu Ali Maschan Moesa diberhentikan di tengah jalan ya jalan aja NU. Sama seperti KH Marzuki Mustamar kan itu dimulai usulan juga," tegas Gus Ipul.

"Intinya semua ada prosesnya dan panjang dan ditimbang-timbang. Tidak grusa grusu. Bahkan saya memastikan bahwa kesabaran Rois aam dan yang lain-lain itu luar biasa," ucap mantan Wakil Gubernur Jatim ini.

Untuk itu, Gus Ipul meminta semua pihak untuk tidak mempermasalahkan hal ini dengan besar-besaran. Justru ia meminta semua pihak untuk membuat suasana menjadi kondusif.

Sementara itu, terkait pengganti KH Marzuki Mustamar nantinya, Gus Ipul menyampaikan itu menunggu hasil pleno syuriah dan Tanfidziah PWNU Jatim.

"Yang harus mengganti itu adalah pleno Syuriah dan Tanfidziah PWNU Jatim. Kalau tidak dilaksanakan akan diambil alih PBNU. Batas waktu dua Minggu setelah surat pemberhentian keluar," ujarnya.

Komentar Cak Imin

Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin turut berkomentar soal pencopotan Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar oleh PBNU.

Menurutnya pencopotan Marzuki Mustamar merupakan kerugian bagi PBNU sendiri.

“Ya, kalau pemberhentian Kyai Marzuki yang rugi bukan Kyai Marzuki tapi PBNU sendiri. Orang sehebat Kyai Marzuki bisa diberhentikan, tidak ada NU kultur pemberhentian,” ujar Cak Imin, Kamis (28/12/2023).

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar.
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar. (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Cak Imin mengatakan NU tidak punya budaya pemberhentian jabatan.

Pasalnya, perjuangan di NU dilakukan tanpa bayaran.

Ia pun tak menampik jika pemberhentian ini dipengaruhi unsur politis, namun Cak Imin meyakini masyarakat akan bisa menilai. (Tribunnews/Surya/KompasTV)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas