Gastronomi Ala Ganjar-Mahfud Menghindari Penyeragaman Pangan Bergizi
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim membeberkan program gastronomi yang bakal dilakukan pihaknya.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
"Kalau kita bicara makan siang gratis, apakah nasi harus diberikan kepada orang Papua tiga kali sehari?. Jadi, kita jangan juga mengubah gaya hidup orang, sementara gaya hidup itu tidak berarti makanan yang dia asup itu tidak bergizi," jelasnya.
Gastronomi yang berorientasi pada pangan bergizi bakal ditopang dengan pendirian puskesmas kelas C di 50.000 desa. Nantinya berperan melawan stunting.
Alasannya, sebagian besar warga ada yang tak memahami bila banyak aneka pangan lokal sesungguhnya bisa diolah untuk mencegah stunting, selain telur.
"Dia (masyarakat) sebenarnya punya bahan pangan yang bergizi di rumah. Cuma, enggak tahu mana yang harus dimasak untuk anaknya," tutur Chico.
Puskesmas dan tenaga kesehatan di desa, menurut Chico, sangat penting untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pangan nabati dan hewani yang dapat diolah guna mencegah stunting.
Selain itu, puskesmas berguna sebagai pendeteksi dini stunting di desa.
Kenyataannya, banyak kasus stunting terjadi di daerah yang sebenarnya punya sumber pangan bergizi.
"Hal itu karena enggak ada penyuluhan kesehatan," ucap Chico.
Baca juga: Ganjar Luncurkan Program Internet Gratis untuk Siswa, Bakal Diperluas ke Ruang Publik
Chico memahami ide gastronomi yang berorientasi pada bahan pangan bergizi belum tercantum dalam visi-misi Ganjar-Mahfud.
"Cuma ke depan akan kita lakukan," ujar Chico. "Ini juga terkait keseluruhan, bicara ketahanan pangan."
Sebelumnya, cawapres Mahfud mengkritik program makan siang Prabowo-Gibran. Ia menyebut, program itu tak menguntungkan karena mayoritas komponennya, terutama susu, berasal dari impor.