Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Sebut Pendidikan Dapat Memutus Rantai Kemiskinan

Artinya, pendidikan berperan penting dalam permasalahan ekonomi Tanah Air, dua sektor yang saling terlibat satu sama lain

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Pakar Sebut Pendidikan Dapat Memutus Rantai Kemiskinan
Istimewa
Ilustrasi sekolah 

TRIBUNNEWS.COM - Selain sektor kesehatan hingga ekonomi, sektor pendidikan juga menjadi topik seksi dalam masa Pilpres 2024.

Berkaitan dengan program capres-cawapres, pendidikan disasar untuk adu terobosan di masa kampanye.

Mengapa pendidikan menjadi bahasan yang menarik?

Baca juga: Gibran Dipastikan Bakal Penuhi Panggilan Kedua Bawaslu Hari Ini, TKN Ungkap Alasan Sempat Mangkir

Pendidikan disebut dapat memutus rantai kemiskinan.

Artinya, pendidikan berperan penting dalam permasalahan ekonomi Tanah Air, dua sektor yang saling terlibat satu sama lain.

Demikian dikatakan oleh Pakar Ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada, Tadjudin Nur Effendi.

“Kita bisa memutus mata rantai kemiskinan dengan pendidikan. Seandainya dalam satu keluarga pendidikan berubah, kehidupan mereka akan berubah. Ada kesempatan bekerja dan mendapat penghasilan, memutus mata rantai kemiskinan.” jelas Tadjudin.

BERITA REKOMENDASI

Sejak tahun 90an, kata Tadjudin, pemerintah berupaya menyelaraskan antara pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja.

“Belakangan ini muncul keinginan untuk memberikan pendidikan vokasi, yang menekankan, situasi pasar kerja, keahlian harus diberikan pada pendidikan.” ungkap Tadjudin.

Namun tetap ada gap antara perkembangan teknologi dan dunia pendidikan.

“Semacam ada jarak antara dunia pendidikan dan teknologi, yang berkelindan langsung dengan lapangan pekerjaan.” imbuh Tadjudin.

Sektor pendidikan dan ketenagakerjaan saling berkelindan.


Dibutuhkan tenaga kerja yang kompeten dan melek teknologi untuk menjawab tantangan hari ini. Namun lapangan kerja yang tersedia juga terbatas.

“Dalam rangka Indonesia Emas, kita berhadapan dengan bonus demografi, penduduk usia produktif mencapai 70 persen, sedangkan lapangan pekerjaan berkembang sangat lambat,” ungkap Tadjudin.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas