Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Istana Sebut Penyaluran Bansos Dilakukan secara Terbuka dan Mudah Diawasi

Ari menjelaskan, bansos merupakan program afirmasi dari pemerintah untuk keluarga miskin dan program tersebut disetujui DPR RI.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Istana Sebut Penyaluran Bansos Dilakukan secara Terbuka dan Mudah Diawasi
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi menyerahkan bantuan pangan beras di gudang Bulog yang berada di Komplek Pergudangan Sunter Timur II, Kelapa Gading, Jakarta, pada Senin (11/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Istana Presiden melalui Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menjelaskan bahwa target sasaran Bansos adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang bersumber dari data data by name by adress.

Pernyataan Ari tersebut merespon adanya tudingan Politisasi dalam penyaluran Bansos memasuki Pemilu 2024.

"Target sasaran Bansos juga jelas, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bersumber dari Data2 "by name by adress". Dan Pemerintah terus menerus melakukan perbaikan dari kualitas implementasi, perbaikan pensasaran progran untuk menekan "exclusion error"  untuk memastikan penyaluran Bansos tepat sasaran," kata Ari, Kamis (4/1/2023).

Ari mengatakan, penyaluran bansos melibatkan berbagai level pemerintahan mulai dari pusat hingga desa. Penyaluran bansos juga dilakukan secara terbuka dan mudah diawasi.

"Bahkan pemerintah mendorong konvergensi program agar berbagai pihak, termasuk kalangan non pemerintah untuk terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan," katanya.

Ari menjelaskan, bansos merupakan program afirmasi dari pemerintah untuk keluarga miskin dan program tersebut disetujui DPR RI.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, kata dia Bansos tidak ada hubungannya dengan politik atau Pemilu 2024.

"Jadi, tidak ada hubungannya dengan proses Pemilu," katanya.

Sebelumnya, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD meminta pemerintah untuk menunda penyaluran bantuan sosial atau bansos selama Pemilu.

Deputi Hukum TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Todung Mulya Lubis mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk menghindari praktik politik uang.

"Pejabat pemerintah sangat rentan dicurigai bagi-bagi bansos. Dan itu menguntungkan paslon tertentu. Mudah-mudahan saya salah. Tapi persepsi publik seperti itu. Sebaiknya pejabat pemerintah menunda pembagian Bansos sampai selesai Pilpres, agar tidak menimbulkan kecurigaan dan pra sangka," kata Todung, dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2023).

Baca juga: Anies, Mahfud, dan TPN Kritik Simulasi Surat Suara Pilpres Cuma Ada 2 Paslon, KPU Sebut Human Error

Ia meminta pemerintah mempertimbangkan usulannya itu. Sebab, kata Todung, pembagian bansos di momen kontestasi politik rentan dimanfaatkan pihak tertentu guna meraup suara publik.

"Tapi menurut saya dalam konteks pilpres dan pemilu sebaiknya itu tidak dilakukan, sampai Pilpres ini selesai. Jangan ada pihak yang mengambil keuntungan dari situasi semacam ini," ucap Todung.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas