Dukungan untuk Keluarga Prajurit dan Sertifikasi Keahlian Dinilai Penting Dibahas Capres Nanti Malam
Menurutnya, hal itu sering kali luput dalam ruang-ruang diskusi reformasi atau transformasi militer di Indonesia.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang debat calon presiden (capres) pada Minggu (7/1/2024) nanti malam, sejumlah isu di bidang pertahanan dinilai perlu dikupas lebih lanjut oleh ketiga Capres.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) sekaligus pengamat militer Anton Aliabbas memandang satu di antaranya adalah isu perbaikan 'sistem pendukung' prajurit.
Menurutnya, hal itu sering kali luput dalam ruang-ruang diskusi reformasi atau transformasi militer di Indonesia.
Padahal, menurutnya perbaikan bagian ini jelas akan menunjang performa pelaksanaan tugas.
Terkait hal itu, ada sejumlah isu turunan yang dinilai penting untuk dibahas.
Pertama, kata Anton, soal dukungan layanan bagi keluarga prajurit saat menerima penugasan baru.
Seringkali, kata di, ketika ditugasi pindah tugas atau dinas, prajurit tidak bisa langsung bekerja karena harus memikirkan keluarga.
Mereka, kata Anton, harus mengurus sendiri keberangkatan keluarga ditambah memikirkan untuk mencari sekolah anak-anak mereka.
"Padahal adanya dukungan bagi personel ini penting agar mereka langsung bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan tugas baru. Dengan kata lain, pindah tugas tidak hanya soal prajurit tapi juga soal keluarga yang ikut," kata Anton ketika dihubungi pada Sabtu (6/1/2024).
"Setidaknya ini bisa membuat prajurit yang pindah tenang dan makin gercep (gerak cepat). Toh, negara lain juga sudah melakukan ini kok," sambung dia.
Kedua, menurut Anton adalah ukungan layanan finansial.
Semua kandidat, kata dia, berlomba untuk beri kredit bagi Gen-Z. Akan tetapi, ia memandang tidak ada yang menyinggung kemudahan layanan kredit atau finansial bagi prajurit.
Fenomena 'dua dapur', lanjut dia, kadang membuat dompet ketat.
Di tengah maraknya pinjol, lanjut dia, perbaikan isu dukungan finansial bagi prajurit jadi esensial.
"Soal finansial ini memang berkaitan erat juga dengan topik kesejahteraan prajurit. Kalau konsep gaji naik, berlakunya untuk semua ASN. Tapi kenapa soal tukin (tunjangan kinerja) pemberlakuannya untuk Kementerian atau Lembaga bisa beda-beda. Apa kerja 24/7 (24 jam sehari selama seminggu) masgh belum layak mendapat tukin 100 persen?" tanya dia.
Ketiga, kata Anton, adalah dukungan sertifikasi keahlian.
Seringkali, kata dia, tentara dianggap hanya ahli pengamanan saja.
Padahal menurutnya ada banyak keahlian di luar dari isu 'security' yang relevan bagi dunia swasta.
Menurutnya, kalau para pilo atau instruktur jelas punya daya tawar.
Akan tetapi, kata dia, skill lain juga bisa dieksplor seperti manajemen personel, logistik dan lain-lain.
Bagaimana kita tahu mereka punya skill itu atau nggak ya via sertifikasi. Keberadaan program sertifikasi keahlian saat MPP tentu saja bisa jadi opsi menarik.
"Jadi kalau ada pilihan pensiun dini, prajurit sudah bisa ada bayangan apa yang bisa masuk dalam CV. Dan ini konkret untuk tingkatkan daya saing," kata dia.
Diberitakan sebelumnya debat ketiga peserta pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan dimulai dengan penyampaian visi misi oleh calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Anggota KPU RI August Mellaz mengatakan proses penyampaian visi misi akan disampaikan secara bergantian dalam setiap debat.
Saat debat perdana di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, lanjut dia, visi misi disampaikan lebih dulu oleh capres nomor urut 1 Anies Baswedan.
Begitu juga saat debat kedua di Jakarta Convention Center, lanjunya, visi misi disampaikan lebih dulu calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
"Iya nanti urutannya begitu, kalau debat pertama kan yang paslon (pasangan calon) 1, debat kedua cawapres 2, nanti yg ketiga capres nomor 3," kata Mellaz di kantornya.
Debat ketiga akan berlangsung di Istora Senayan pada Minggu (7/1/2024) dengan mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik.
KPU menegaskan tidak ada yang berbeda dalam debat ketiga kali ini kecuali lokasi.
Durasi debat juga tetap sama, yakni 150 menit yang dibagi menjadi 120 menit on air dan 30 menit jeda iklan.
Debat juga tetap akan menghadirkan enam segmen seperti dua debat sebelumnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.