Dengan demikian, kata dia, ketika pemerintahan baru mendatang dokumen strategisnya akan berwujud integratve review tersebut. 

Menurutnya, selama ini antara politik luar negeri di kementerian luar negeri, di kementerian pertahanan, dan juga di bidang keamanan seringkali berjalan masing-masing. 

Bahkan, kata dia, kadang-kadang bisa bertolak belakang satu sama lain. 

Baca juga: Prabowo Tepis Serangan Anies di Debat: Semua Partai Pengusung Bapak Sepakati Program Kemhan di DPR

Padahal, lanjut dia, ketika menghadapi dinamika lingkungan strategis seperti saat ini diperlukan membutuhkan integratif review. 

"Bagi saya, ide ini sama sekali tidak muncul. Jadi seakan-akan berdiri masing-masing. Padahal kaji ulang itu bukan sesuatu hal yang tabu. Jadi kita merefleksi, melakukan evaluasi, tapi mengevaluasi lalu kemudian memadukan semuanya itu sehingga ini terarah, terpadu, padahal ini menjadi penting," kata dia.

"Ini yang bagi saya luput. Saya tidak tahu apakah ini luput atau memang ketidakpekaan dari para paslon untuk mengajukan hal tersebut ke debat. Karena kelihatannya memang masing-masing kemudian memanfaatkan strategi bagaimana terlihat menonjol satu sama lain dengan hal-hal yang jauh lebih ringan mengingat topik hankam, geopolitik, dan hubungan internasional ini merupakan topik yang cukup berat," sambung dia.