Ketua TKN Disebut Berupaya Memecah PPP, Sekjen PDIP Pertanyakan Etika dan Moral Rosan Roeslani
Hasto pun heran, pelanggaran etika moral dengan politik belah bambu itu malah disambut dengan sorak sorai bak pahlawan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa solidaritas parpol pendukung paslon nomor urut 3 Ganjar Prabowo-Mahfud MD semakin kokoh ketika menghadapi cara-cara politik pecah belah yang menghalalkan segala cara hingga mengabaikan etika moral.
Hal itu disampaikan Hasto menjawab pertanyaan awak media, tentang manuver Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) Rosan Roeslani yang mengumumkan adanya kader PPP mendukung Prabowo-Gibran.
Baca juga: Hasto Datangi Rumah Keluarga Korban Kekerasan yang Tewas Dianiaya Oknum Pendukung Capres Lain
"Bayangkan seorang Rosan (Rosan Roeslani) yang seharusnya punya integritas moral dan etika, mengumumkan adanya kader PPP yang mendukung pak Prabowo. Di mana etikanya?" kata Hasto usai acara Konsolidasi Organisasi Internal Partai Terkait Pemenangan Pileg dan Pilpres wilayah D.I Yogyakarta di Kantor DPD PDIP, Yogyakarta, Sabtu (13/1/2024).
Hasto pun heran, pelanggaran etika moral dengan politik belah bambu itu malah disambut dengan sorak sorai bak pahlawan.
Berbeda dengan sikap PDIP dan parpol pendukung Ganjar-Mahfud yang menghormati sikap setiap parpol dengan berpihak pada etika moral dan nilai-nilai keagamaan.
Baca juga: Safari Politik ke Jambi, Mardiono Semangati Kader-Caleg PPP Genjot Perolehan Kursi Pemilu 2024
"Ketika kami menerima orang-orang yang mendukung pak Prabowo lalu mendukung Ganjar-Mahfud. Tapi kami enggak pernah mengadakan suatu seremoni khusus. Jadi cara-cara yang sepertinya PPP pecah itu sangat tidak etis," tambah Hasto.
Lebih miris lagi, Hasto menilai sikap politik yang diperagakan oleh Rosan sekali Ketua TKN Prabowo-Gibran itu berbasis iming-iming kekuasaan dan politik uang yang dapat mencederai demokrasi.
"Apalagi kita tahu bahwa perpindahan kader-kader tersebut karena iming iming kekuasaan, iming-iming dana. Sehingga ketika itu sampai diumumkan, itu pelanggaran etika yang sangat besar," tuturnya.
Semangat solidaritas PDIP, lanjut Hasto, semakin tergerak ketika Rosan sebagai ketua tim kampanye nasional Prabowo Gibran sepertinya ingin menghilangkan kontribusi dan sejarah dari PPP yang sejarahnya jauh sebelum Indonesia merdeka.
Kata Hasto, PPP punya mental dan spirit sebagai partai Ka'bah, dengan sejarahnya yang sangat mengakar di Republik Indonesia.
"The power of partai Ka'bah sepertinya akan dihilangkan lalu membuat PPP sepertinya terpecah. Maka semangat solidaritas kami tergerak," imbuhnya.
Politisi asal Yogyakarta ini mengajak semua pihak agar memahami bahaya politik pecah belah, Devide et Impera apa penjajah Belanda muncul kembali di Pemilu 2024.
Baca juga: Terus Lakukan Konsolidasi, Mardiono Optimistis PPP Bisa Raih Suara Besar di Pemilu 2024
Sebab Pemilu seharusnya mencapai peningkatan kualitas peradaban, bukan kemunduran dan perpecahan.
"Bukan dengan membelah partai. PPP itu sejak awal mendukung pak Ganjar-Prof Mahfud MD. Lalu kenapa masih dibelah dengan cara-cara seperti itu.
Maka muncul semangat juang bagi kami untuk membela PPP. Kami tak ingin menghilangkan partai Ka'bah sebagaimana dilakukan oleh pendukung Prabowo Gibran," jelasnya.
"Ini harus menjadi peringatan yang penting. Kami akan membela rekan juang kami, PPP Perindo dan Hanura," tegas Hasto.