Pengamat Politik Sebut Potensi Peningkatan Elektabilitas Ganjar-Mahfud
Elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presisen menjadi sorotan di masa kampanye Pilpres 2024.
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presisen menjadi sorotan di masa kampanye Pilpres 2024.
Momen debat ketiga Plrpes yang telah berlangsung beberapa waktu lalu itu pun masih berdampak.
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam mengungkapkan kondisi terkini pascadebat akan menguntungkan pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Hal itu disebabkan pasangan calon Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran yang masih berbantah seusai debat kemarin.
"Jika dua kutub itu terus bertabrakan tiada henti justru pasangan Ganjar Mahfud yang akan diuntungkan," terangnya.
Sebelumnya, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengklaim elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden mereka mengalami tren kenaikan usai debat Pilpres 2024.
Menurut Surokim, elektabilitas itu selalu dinamis, kian banyak sentimen positif yang didapat kian dapat insentif elektoralnya.
Oleh sebab itu, menurutnya sangat penting untuk memahami pikiran, logika dan opini publik agar bisa me-maintenance elektabilitas.
"Masyarakat Indonesia yang high context culture sebenarnya tidak menyukai hal yang ekstrim dan lebih senang hal yang moderat," terangnya.
Kendati demikian, Surokim menegaskan kerumitan situasi saat ini yang memengaruhi elektabilitas capres-cawapres.
"Tapi harus diakui situasi memang kompleks dan cenderung rumit karena banyaknya faktor yang memengaruhi elektabilitas saat ini ada faktor makro dan mikro yang berkelindan bersangkutan dan kadang saling interplay," sambungnya.
Baca juga: Satu Bulan Jelang Pencoblosan, Mustar Ajak Relawan Ganjar-Mahfud Galang Suara hingga Akar Rumput
Surokim menerangkan elektabilitas Ganjar-Mahfud bisa rebound jika faktor mikro dan makro bisa didapat.
"Jika kedua faktor itu bisa didapat maka potensi untuk bisa rebound sangat mungkin terjadi. Belum lagi faktor-faktor nonteknis yang juga bisa memengaruhi situasi menjadi tidak normal," paparnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.