Tokoh Nasional akan Deklarasikan Pemilu Jujur dan Adil
Mereka juga menekankan pentingnya menjaga netralitas penyelenggara negara selama periode transisi tersebut.
Penulis: Yulis
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Para tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) dijadwalkan bertemu dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediamannya di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sejumlah tokoh bangsa yang tergabung di GNB di antaranya Sinta Nuriyah, istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Allisa Wahid (putri sulung Gus Dur), mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Romo Ignatius Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, filsuf dan astronomer Karlina Rohima Supelli, hingga cendekiawan muslim Quraish Shihab.
Baca juga: Bersama Aliansi Mahasiswa, Pemuda Indonesia Center Serukan Pemilu Damai dan Aman
Para tokoh bangsa tersebut akan bersilaturahmi dengan SBY pada pukul 14.00 WIB hari ini, Minggu (14/1). Pertemuan nanti akan membahas sejumlah isu terkait Pemilu 2024, termasuk transisi kepemimpinan pada tahun 2024 dan mendeklarasikan Pemilu Jujur dan Adil.
Mereka juga menekankan pentingnya menjaga netralitas penyelenggara negara selama periode transisi tersebut.
Pertemuan GNB dengan SBY merupakan langkah lanjutan setelah sebelumnya para tokoh bangsa tersebut bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma'ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (11/1). Pertemuan tersebut merupakan inisiatif dari GNB.
Sementara itu, Allisa Wahid melalui keterangan tertulis sebelumnya mengatakan, GNB berangkat dari keinginan untuk menjaga keutuhan bangsa, cita-cita bangsa, Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Untuk mencapai tujuan itu, lanjut Allisa, maka dibutuhkan proses berbangsa bernegara yang amanah dan baik. Allisa mengaku pihaknya telah memiliki jadwal pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, GNB memang telah berencana untuk berkunjung kepada para presiden dan wakil presiden terdahulu. GNB juga berniat untuk bertemu dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Panglima TNI, Kapolri, hingga Mahkamah Konstitusi (MK).
Menurut Allisa, GNB memang belum memiliki agenda untuk bertemu dengan para capres-cawapres Pilpres 2024. "Tapi mungkin kami perlu mempertimbangkan itu (bertemu capres-cawapres) juga kalau melihat dinamika yang terjadi," tutupnya.
Baca juga: 9 Aksi Caleg Gagal Terpilih di Pemilu Lalu, Ada yang Tarik Bantuan dan Stres, Bagaimana Pemilu 2024?
James F Sunda Dukung Ganjar-Mahfud
James F Sundah, pencipta lagu Lilin Lilin Kecil yang terkenal, menyatakan dukungannya kepada Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud).
Dukungan James disampaikan ketika bertemu Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy yang akrab disapa Rommy, saat berkunjung ke New York, Amerika Serikat (AS), awal Januari 2024.
Dalam unggahan video singkat di akun Instagramnya, Rommy berdialog dengan James bersama istrinya, Lia Sundah, yang menjadi Ganjarian dan aktif sebagai Tim Pemenangan Luar Negeri (TPLN) Ganjar-Mahfud di AS.
Saat ditanya motivasi mendukung Ganjar-Mahfud, James menyampaikan ada 2 alasan yang mendasarinya.
"Saya dukung Ganjar-Mahfud. Alasannya sederhana, mereka berdua punya kapabilitas, dan ada satu hal yang paling penting, dari semua kontestan, mereka berdua ini punya kelebihan, yaitu tidak pernah berkhianat," kata James.
Dia menjelaskan, sejauh ini tidak pernah melihat atau membaca berita tentang Ganjar-Mahfud yang berkhianat kepada sumpah jabatan mereka, teman seperjuangan, dan konstitusi.
"Karena pengkhianatan itu, adalah sifat buruk. Kalau soal plus minus semua kontestan pasti merasa yang terbaik, tapi hanya Ganjar Mahfud yang punya kapabilitas dan tak berkhianat. Dua 2 sifat itulah yang kita butuhkan untuk memimpin Indonesia ke depan," tutur James.
James adalah pencipta lagu dengan sejumlah hits, antara lain "Lilin-Lilin Kecil" yang dipopulerkan penyanyi almarhum Chrisye, juga "September Ceria" oleh Vina Panduwinata.
Bersama istrinya, James sudah 12 tahun pindah dan menetap di Amerika Serikat, tepatnya di Kota New York. Meski demikian, keduanya tetap menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang selalu mengikuti kontestasi Pemilihan Umum dan memberikan hak suara. (*)