Pengamat: Hengkangnya Maruarar Sirait Makin Memperlihatkan Ada Gerbong Jokowi Vs PDIP
Ray Rangkuti menilai alasan hengkangnya Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan makin memperlihatkan gesekan yang terjadi antara PDIP dan Jokowi.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai alasan hengkangnya Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan makin memperlihatkan gesekan yang terjadi antara PDIP dan presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Maruarar Sirait sebelumnya mengungkap alasan bila dirinya hengkang dari PDIP karena mengikuti langkah Jokowi.
Menurut Ray Rangkati dari situasi tersebut bakal ada gerbong PDIP vs Jokowi.
"Hanya saja, pernyataan ikut Jokowi itu merupakan kekeliruan. Itu seperti menyatakan sikap berhadap-hadapan dengan PDIP. Dan sekaligus membentuk gerbong Jokowi vs PDIP," ungkap Ray kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Ray memprediksi Maruarar Sirait bakal berlabuh ke Partai Gerindra pasca hengkang dari PDI Perjuangan.
Baca juga: Maruarar Sirait Hengkang, Pengamat: Simbol Perlawanan Kader-kader Muda PDIP Terhadap Elite Partai
"Jalan Jokowi paling hebat sampai 2029. Setelah itu akan memudar. Tinggal PDIP yang terus bergerak. Tanpa Jokowi, tanpa kisah suksesnya, selain dinasti. Jika dikaitkan dengan ini, kemungkinan Ara akan berlabuh di Gerindra, sesudah dari PDIP," kata dia
Menurut Ray, keputusan memilih pergi menjadi pilihan dilematis bagi Maruarar Sirait.
Apalagi, politisi asal Sumatera Utara ini sudah cukup lama menunggu agar PDIP merespons kehadirannya.
Terlebih pula, ia sempat menyatakan dukungan pada capres yang diusung PDIP yakni Ganjar Pranowo.
Baca juga: Djarot Enggan Persoalkan Hengkangnya Maruarar Sirait: Justru Buat PDIP Solid
"Pilihan sulit bagi Ara. Tapi sepertinya sudah di ujungnya. Beliau sudah menanti untuk dirangkul lagi oleh PDIP lebih dari 4 tahun. Tapi tidak ada respons. Ara masih muda, punya banyak pengalaman politik, dan jaringan luas," kata dia.
"Terakhir, Ara masih menunjukan dukungannya terhadap Ganjar. Tapi juga tidak mendapat respons positif dari PDIP. Jadi pilihan pergi itu, nampaknya, pilihan sulit tapi harus dilakukan," sambung Ray.
Meski demikian, keluar dan masuk kader disatu partai bukanlah hal yang harus dikhawatirkan berlebihan.
Sejauh ini tidak ada partai yang bubar karena anggotanya keluar.
"Di manapun partai akan selalu mengalami hal seperti ini. Kader masuk dan keluar. Tak perlu dirisaukan," ujarnya.