Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adu Gagasan Capres-Cawapres di KPK Disambut Baik Pegiat Antikorupsi, Akademisi hingga Seniman

Adu gagasan capres-cawapres terkait penguatan antikorupsi bagi penyelenggara negara yang akan dihelat KPK mendapat respons positif dari berbagai kalan

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Adu Gagasan Capres-Cawapres di KPK Disambut Baik Pegiat Antikorupsi, Akademisi hingga Seniman
TRIBUNNEWS/HERUDIN
ILUSTRASI Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Kuningan Persada Jakarta Selatan, Senin (22/2/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adu gagasan capres-cawapres terkait penguatan antikorupsi bagi penyelenggara negara yang akan dihelat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat respons positif dari berbagai kalangan, mulai dari pegiat anti korupsi hingga seniman.

Diketahui KPK mengundang tiga pasangan capres-cawapres untuk menyampaikan gagasan antikorupsi masing-masing pada kegiatan Penguatan Anti-Korupsi bagi Penyelenggara Negara ber-Integritas (Paku Integritas) pada Rabu, 17 Januari 2024. 

Momentum tersebut diharapkan menjadi wujud komitmen ketiga capres-cawapres yang akan bertarung pada 14 Februari 2024 mendatang.

Husmirah Husain, misalnya. Agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) ini mengatakan undangan KPK tersebut merupakan momentum tepat untuk memberi masukan terhadap tiga kandidat terkait komitmen antikorupsi yang tidak hanya diucapkan saja pada sesi kampanye.

“Tetapi komitmen tersebut harus terimplementasi dalam strategi masing-masing kandidat yang tertuang ke dalam visi dan misi agar terukur dan implementatif,” tuturnya saat dihubungi, Rabu (17/01/2024). 

Senada Husmirah, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Andi Fauziah Astrid, mengatakan pada ajang ini, seharusnya masing-masing paslon bisa mengedepankan komunikasi yang santun, berdebat dengan fakta, bukan sekadar dengan niat ingin menang. 

Berita Rekomendasi

“Khusus isu korupsi, tentunya akan banyak tantangan karena masing-masing paslon berada pada pusaran orang atau lembaga yang pernah terlibat korupsi. Jadi, sebaiknya pada saat debat nanti bukan menyerang dengan kasus tapi berdebat untuk menemukan solusi pemberantasan korupsi yang efektif dan tepat,” saran Fauziah yang juga pegiat Literasi Digital ini.

Di Jakarta, peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, berharap pada adu gagasan pemberantasan antikorupsi ini, para paslon dapat memberikan solusi alternatif dalam membangun budaya antikorupsi para aparatur negara. 

“Membangun budaya antikorupsi ini meliputi pembangunan sistem kontrol dan pengawasan yang kuat, sehingga tidak semua tanggung jawab dikembalikan ke presiden,” tegas Bambang. 

Korupsi di Indonesia telah menjadi masalah nyata bangsa ini. 

Pada debat pilpres kedua yang berlangsung 22 Desember 2023 lalu, cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD mengungkapkan korupsi yang merajalela menyebabkan perekonomian negara tidak pernah tumbuh hingga 7 persen. 

"Ternyata masalahnya karena korupsi dan in-efisiensi sektor-sektor pertumbuhan ekonomi, konsumsi, belanja pemerintah, ekspor impor dan investasi," ungkap Mahfud. 

Dia menjelaskan, berdasarkan hasil kajian lembaga transparansi internasional, korupsi terjadi di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. 

Sementara itu, seniman sekaligus politisi PDI Perjuangan Anang Hermansyah juga menyambut baik hal ini. 

Menurutnya, sebagai lembaga yang memiliki tupoksi mengurai KKN di negeri ini, KPK telah memberikan tempat bagi masyarakat untuk menilai komitmen antikorupsi dari masing-masing paslon.

Baca juga: Bakal Hadiri Adu Gagasan di KPK Malam Ini, Ganjar Klaim Sudah Siap dari Tahun 2013

Berdasarkan adu gagasan antikorupsi ini, masyarakat akan melihat calon pemimpin mana yang berpegang teguh pada etik dan moral.

“Dibutuhkan KPK yang independen, ajeg pada aturan presiden, makanya nanti yang diperlukan pemimpin yang minim kesalahan, untuk itu dibutuhkan aktor yang kuat, bagaimana mereka menjalankan sistem aturan ketat. Dari adu gagasan ini kita bisa menilai capres mana yang paling berpengalaman dan memiliki prinsip. Etik dan moral menjadi pegangan sehingga dua hal ini menjadi dasar kekuasaan dan demokrasi,” kata Anang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas