Bandingkan Gaya Gibran dan Jokowi saat Debat Pilpres, Kecerdasan Emosional sang Ayah Lebih Baik?
Banyak kalangan mengkritik gaya debat Cawapres Gibran Rakabuming Raka kemarin. Ada yang membandingkannya dengan Jokowi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Lantaran, putra Presiden Jokowi ini kerap diserang capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lewat kata-kata etik.
Diketahui, Gibran Rakabuming lolos jadi cawapres Prabowo Subianto lewat putusan Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Anwar Usman, pamannya.
Belakangan, Anwar Usman dinyatakan melakukan pelanggaran kode etik karena putusan tersebut.
“Seperti diduga sebelumnya, Gibran akan mempergunakan debat kedua Cawapres atau ke-4 (debat Capres-Cawapres) sebagai ajang balas dendam,” ujarnya, Senin (22/1/2024).
Sementara Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, ada benarnya calon presiden dan wakil presiden harus memiliki usia minimal 40 tahun.
"Saya yakin bahwa keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang spontan dan tidak punya alasan yang kuat, melainkan hasil dari refleksi yang panjang dan matang," katanya.
"Debat pamungkas cawapres tadi malam semakin menguatkan argumentasi bahwa kematangan dan kedewasaan itu penting. Sikap kekanak-kanakan, tidak bijaksana, suka merendahkan dan mempermalukan orang lain," katanya.
TKN Bantah Gibran Tak Sopan
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran membantah calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka tidak sopan soal gimik celingak-celinguk saat berdebat dengan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Momen Gibran celingak-celinguk itu terjadi saat debat cawapres yang digelar KPU di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2024).
Saat itu, Gibran sedang saling bertanya jawab soal mengatasi greenflation atau inflasi hijau.
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengatakan, gimik yang dilakukan Gibran hanya sekadar intermezo gaya komunikasi.
Khususnya, kata dia, Gibran ingin menjadikan debat sebagai sarana entertainment agar anak muda tidak apolitis.
"Saya menganggap gimik-gimik itu adalah bagian dark intermezo gaya komunikasi mas Gibran sebagai orang Jawa yang mencoba melakukan intermezo menjadikan debat semalam sebagai sarana entertainment supaya pemirsa terutama anak muda tidak apolitis," ucap Nusron dalam konferensi pers di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta, Senin (22/1/2024).
Gibran, kata Nusron, ingin membuat debat capres dan cawapres bukan menjadi sesuatu yang kaku dan monoton.