Jokowi Kunjungi Jawa Tengah, Ucapan Ganjar Minggu Lalu Terbukti, Ini Survei PDIP di Kandang Banteng
Ganjar Pranowo menduga akan ada sosok yang mengikuti jejaknya mengunjungi Jawa Tengah setelah ia berkampanye di provinsi itu selama satu pekan kemarin
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambangi dua daerah sekaligus, yakni Salatiga dan Magelang dalam kunjungan kerja ke Jawa Tengah awal pekan ini.
Ini bukan kali pertama Presiden Jokowi berkunjung ke sebuah daerah yang baru saja dikunjungi oleh calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo.
Dikutip Kompas.com dari keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden, Jokowi melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Jawa Tengah pada Senin (22/1/2024).
Dalam kunjungan kerja kali ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Ibu Negara, Iriana Joko Widodo.
Kepala Negara dan rombongan terbatas lepas landas dari pangkalan udara TNI AU Halim Perdanakusuma dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 06.00 WIB.
Setibanya di Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Presiden dan Ibu Iriana serta rombongan terbatas akan langsung melanjutkan perjalanan dengan berkendara mobil.
Dalam kunjungannya di Provinsi Jawa Tengah kali ini, mantan Wali Kota Solo itu akan menyerahkan sejumlah bantuan, antara lain bantuan pangan.
Jokowi juga terjadwal akan meninjau dan meresmikan infrastruktur, menyerahkan sertifikat hak atas tanah untuk rakyat, hingga menghadiri apel santri dan pelajar.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara dalam penerbangan menuju Provinsi Jawa Tengah adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Kemudian, Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Rudy Saladin, Komandan Paspampres Mayjen TNI Achiruddin dan Plh. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Erlin Suastini.
Ucapan Ganjar terbukti
Sebelumnya Ganjar Pranowo menduga akan ada sosok yang mengikuti jejaknya mengunjungi Jawa Tengah setelah ia berkampanye di provinsi itu selama satu pekan terakhir.
"Kita lihat saja, apakah selama saya kunjungan di Jateng ini nanti akan ada yang ikut berkunjung di sini, kita lihat beberapa hari lagi," kata Ganjar di Kendal, Rabu (17/1/2024).
Untuk diketahui, Ganjar berkampanye di Jawa Tengah sejak Senin (15/1/2024) hingga Rabu hari ini dengan mengunjungi Purbalingga, Banjarnegara, Pekalongan, dan Kendal.
Pada pekan lalu, Ganjar juga berkeliling ke Cilacap, Banyumas, Brebes, dan Tegal untuk berkampanye.
Baca juga: Jokowi Tinjau Pelayanan RSUD Salatiga Saat kunker di Jateng, Tanya soal Pungli hingga Antrean Pasien
Menurut Ganjar, provinsi yang pernah ia pimpin selama dua periode itu memang seksi untuk menjadi tempat perebutan suara dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Oleh karena itu, ia juga tidak heran apabila Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran hendak menggelar kampanye akbar di Jawa Tengah.
"Ya kalau mau ngambil semua punya hak, mau ngambil di mana saja. Jateng memang seksi untuk direbut suaranya," kata Ganjar.
Meski Ganjar tak menyebut nama, ada sejumlah daerah yang didatangi Presiden Joko Widodo tak lama setelah Ganjar berkampanye di daerah tersebut.
Kunjungan-kunjungan kerja yang dilakukan Jokowi dituding "membuntuti" Ganjar, calon presiden yang sempat dia promosikan sebelum putranya, Gibran Rakabuming Raka, akhirnya berlabuh sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Jokowi ke Salatiga
Jokowi mengawali kunjungan kerja di Jawa Tengah dengan meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga.
Dirinya meminta pelayanan di RSUD dipercepat agar antrean tidak memanjang.
"Saya tanyakan tadi apakah ada pungutan, enggak ada. Apakah nginap pasien nginap di rumah sakit dibatasi juga tidak. Saya kira ini bagus, memang layanan masih antre. Itu yang perlu dipercepat," ucap Jokowi dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).
Dalam tinjauannya tadi, para pasien menyebut antrean hanya berlangsung kira-kira setengah jam.
"Tapi di semua hampir sama, tadi saya tanyakan baru 30 menit belum berjam-jam. Saya kira masih baik," kata dia.
Jokowi lalu mengungkapkan bahwa adanya Kartu Indonesia Sehat (KIS) BPJS Kesehatan untuk kelas tertentu sudah sangat membantu masyarakat mengakses pengobatan.
"Kita tahu Kartu Indonesia Sehat kita, KIS itu sudah diberikan kurang lebih 96 juta. Dan yang ikut BPJS sekarang ini sudah 267 juta. Sudah 95 persen lebih sedikit ikut," kata Jokowi.
"Saya kira itu sangat bagus, saya kira semakin kesini pelayanan terus diperbaiki. Itu yang kita harapkan," tandas Presiden Jokowi.
Baca juga: Prabowo-Gibran Bakal Geruduk Jawa Tengah Saat Kampanye Akbar Untuk Rebut Hati Rakyat
Gibran cuti untuk kampanye di Jawa Tengah
Tak hanya Jokowi, Gibran juga memusatkan aktivitasnya pada pekan ini dengan melakukan kampanye di Jawa Tengah.
Gibran sebelumnya telah mengajukan cuti untuk kegiatan kampanye di Jawa Tengah selama empat hari, terhitung sejak Senin hingga Kamis (25/1/2024).
Surat cuti Gibran untuk kegiatan kampanye telah disetujui oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.
Adapun surat tersebut turun pada 17 Januari 2024.
"Suratnya turun dari Pak Pj Gubernur tanggal 17 Januari," ungkap Kepala Bagian Protokol Komunikasi dan Administrasi Pimpinan Setda Kota Solo, Herwin Nugroho.
Terpisah, Ketua TKD Prabowo-Gibran Solo, Ardianto Kuswinarno mengatakan, pihaknya belum menerima informasi wilayah mana saja di Jawa Tengah yang didatangi Gibran untuk kampanye.
"Belum dapat informasi. Tunggu informasi dari pusat. TKN sendiri belum koordinasi dengan kami. Sampai saat ini belum ada koordinasi," jelas Ardi.
Usaha gerus suara PDI Perjuangan di Jateng
Selama ini Jawa Tengah dikenal dengan sebutan 'kandang banteng' karena pemilih PDI Perjuangan di provinsi ini.
Namun, dinamika politik yang terjadi di tingkat nasional bisa saja menggoyahkan posisinya sebagai partai penguasa di Jawa Tengah.
Akankah PDIP mampu menjaga dominasi pada Pemilu 2024?
Dikutip dari Kompas, sejak pemilu pertama pascareformasi, yakni Pemilu 1999, PDI-P secara konsisten mampu mengantongi suara terbanyak di wilayah tersebut.
Di Pemilu 1999 PDI-P menjadi partai dengan suara terbanyak di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah, kecuali Jepara dan Kabupaten Magelang, dengan perolehan suara mencapai 42,8 persen, lebih tinggi dari suara nasionalnya yang saat itu mencapai 33,7 persen.
Meskipun di Pemilu 2004 dan 2009 sempat mengalami penurunan, capaian PDI-P masih menjadi yang terbaik. Setelah sedikit lesu di dua pemilu tersebut, kekuatan PDI-P makin solid di Pemilu 2014 dan 2019. Pada 2014, PDI-P berhasil menggenjot suaranya di Jawa Tengah hingga di atas angka 24 persen.
Pencapaian pada 2014 ini pun memperlebar jarak dengan Partai Golkar di posisi kedua dengan raihan 14 persen suara. Pada Pemilu 2019, tren positif PDI-P ini terus berlanjut, dengan mengunci kemenangan sebesar 29,5 persen suara di Jawa Tengah.
Tidak heran, meski secara populasi lebih kecil dari Jawa Barat dan Jawa Timur, posisi Jawa Tengah sangat strategis bagi PDI-P. Pada Pemilu 2019, perolehan 5,7 juta suara di provinsi ini jauh lebih besar dibandingkan dengan capaian di Jawa Timur (4,3 juta) dan Jawa Barat (3,5 juta).
Tanpa dukungan pemilih Jawa Tengah, mustahil PDI-P bisa tampil sebagai satu-satunya partai di parlemen dengan penguasaan kursi lebih dari 20 persen di Pemilu 2019.
Walaupun secara historis dominasi PDI-P di Jawa Tengah tak terbantahkan, bukan berarti partai ini bisa berleha-leha. Pasalnya, dinamika politik nasional yang berlangsung selama enam bulan terakhir bisa saja membuyarkan dominasi yang selama ini terbentuk di provinsi ini.
Utamanya terkait dengan pecah kongsi antara Presiden Joko Widodo dan PDI-P.
Pengaruh Jokowi di provinsi ini tak bisa diremehkan. Dalam pemilu sebelumnya, Provinsi Jawa Tengah mutlak dikuasai oleh pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan perolehan suara di atas 77 persen.
Maka, posisi Gibran Rakabuming Raka selaku Wali Kota Surakarta, salah satu kota penting di Jawa Tengah, dan calon wakil presiden dari gerbong Partai Gerindra, sedikit banyak akan memengaruhi konstelasi politik di provinsi ini. Tak ayal nasib Jawa Tengah sebagai lumbung suara PDI-P pun mengundang tanya.
Hasil pantauan survei Litbang Kompas periode Desember 2023 menunjukkan, posisi PDI-P masih cukup mapan di Provinsi Jawa Tengah.
Secara umum, tingkat keterpilihan PDI-P masih menjadi yang paling tinggi, yakni di atas 32 persen.
Angka tersebut jauh lebih besar dari beberapa partai mapan lain, seperti Gerindra (14,1 persen), PKB (10,2 persen), dan Golkar (7,3 persen).
Sebagian besar dapil di Jawa Tengah pun masih didominasi PDI-P. Beberapa daerah yang ”mutlak” dikuasai partai ini meliputi Jawa Tengah III (Grobogan, Pati, Rembang, dan Blora), Jawa Tengah IV (Wonogiri, Karanganyar, dan Sragen), dan Jawa Tengah X (Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Kota Pekalongan).
Pasalnya, tingkat keterpilihan PDI-P di kedua wilayah ini terlampau tinggi, yakni sebesar 44,7 persen, 47,2 persen, dan 37,1 persen.
Adapun beberapa daerah seperti Jawa Tengah V (Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Kota Surakarta), Jawa Tengah VI (Purworejo, Wonosobo, Magelang, Temanggung, dan Kota Magelang), Jawa Tengah VII (Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen), dan Jawa Tengah IX (Tegal, Brebes, dan Kota Tegal) kemungkinan besar masih akan didominasi PDI-P. Hal ini tecermin dari 31-33 persen responden survei di daerah-daerah tersebut yang menyatakan akan memilih partai ini di pemilu mendatang. (*)