Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sebut Karakter Orde Baru Dimunculkan untuk Kepentingan Pilpres 2024

Menurut dia, neo orba dimaknai sebagai karakter orde baru yang otoritarian dan militerisme.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Erik S
zoom-in Pengamat Sebut Karakter Orde Baru Dimunculkan untuk Kepentingan Pilpres 2024
istimewa
Prof Dr Henri Subiakto, pakar hukum pidana yang juga pakar hukum informasi dan transaksi elektronik (ITE) dari Universitas Airlangga, Surabaya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sekaligus pengamat komunikasi politik Prof Henri Subiakto bicara soal fenomena neo orba yang banyak diperbincangkan beberapa bulan terakhir.

Menurut dia, neo orba dimaknai sebagai karakter orde baru yang otoritarian dan militerisme. Karakter ini sengaja dimunculkan untuk kepentingan Pilpres 2024.

“Orde baru, neo yang baru. Apa itu? Salah satunya intimidasi adanya penggunaan kekuasaan,” katanya saat menjadi narasumber Diskusi Daring bertajuk Fenomena Neo Orba di Pilpres 2024: Demokrasi di Simpang Jalan? pada Selasa (23/1/2024) malam.

Baca juga: Singgung Kemunculan Neo Orba di Pilpres 2024, Politisi PDIP: Demokrasi Harus Diselamatkan

Guru besar bidang ilmu komunikasi ini mengatakan, pemerintah saat ini terlihat menggunakan represif aparatus atau aparatus represif untuk mengendalikan berbagai kepentingan rezim.

Aparatus represif, kata dia, dilakukan tidak hanya oleh TNI-Polri tetapi juga oleh kejaksaan, aparat penegak hukum dan lembaga negara lainnya.

“Dulu kekuatan ini dipakai oleh Orba, sekarang dipake lagi di dalam konteks Pemilu 2024. Untuk apa? untuk memproses kalangan tertentu yang tidak mengikuti kehendak mereka,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Co-Founder Forum Intelektual Muda Muhammad Sutisna mengatakan, diskusi terkait dengan neo orba di Pilpres 2024 ini berangkat dari kegelisahan anak-anak muda terhadap penguasa yang berupaya membangun dinasti politik.

BERITA REKOMENDASI

Menurut dia, dinasti politik yang tercermin dalam kasus Gibran di Pilpres 2024 jangan sampai terulang.

Hal ini karena membahayakan bagi masa depan demokrasi yang menjunjung tinggi keadilan, kebersamaan dan kesejahteraan rakyat secara merata.

“Forum intelektual muda ini sengaja menggelar diskusi ini karena banyak anak-anak muda yang gelisah akan kondisi bangsa kita hari ini, terutama dalam konteks Pilpres 2024,” pungkas Sutisna.

Baca juga: Fakta-fakta FX Rudy Kritik Jokowi & Keluarga: Sakit Hati dengan Iriana hingga Singgung Neo-Orba Plus

Kegiatan Diskusi Daring bertajuk Fenomena Neo Orba di Pilpres 2024: Demokrasi di Simpang Jalan? menghadirkan Pengamat Komunikasi Politik Hendri Subiakto, Pengamat Politik Moch AS Hikam dan Politisi Muda PDIP Setiawan sebagai narasumber.

Sementara pesertanya adalah puluhan anak muda dan mahasiswa dari berbagai daerah.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas