Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramai Akademisi Kritik Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin: Pemerintah Harus Tindak Lanjuti Kritikan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi banyaknya kritikan dari sivitas akademika tentang pelaksanaan demokrasi di pemerintahan Presiden Jokowi.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Ramai Akademisi Kritik Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin: Pemerintah Harus Tindak Lanjuti Kritikan
Kompas.com/Garry Lotulung
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Kiai Haji Maruf Amin di Jl. Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019) malam. | Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi banyaknya kritikan dari sivitas akademika tentang pelaksanaan demokrasi di pemerintahan Presiden Jokowi. 

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini banyak sivitas akademika yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa, hingga alumni perguruan tinggi yang mengkritik soal demokrasi di pemerintahan Presiden Jokowi.

Kritikan tersebut di antaranya disampaikan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), UIN Syarif Hidayatullah Tangerang, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Jember, dan lainnya.

Mayoritas dari mereka mengkritik soal etika hingga mempertanyakan kenegarawanan Jokowi.

Menanggapi kritikan tersebut, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai pemerintah tidak boleh menganggap remeh.

Ma'ruf menilai pemerintah tak hanya cukup mendengar saja, tapi juga harus menindaklanjuti krtitikan dari sivitas akademika tersebut.

Tak hanya itu, Ma'ruf juga menegaskan, pemerintah harus mau memperhatikan semua dinamika politik yang terjadi di Indonesia.

Selanjutnya pemerintah harus bisa mengambil langkah-langkah berikutnya untuk mengatasi banyaknya kritikan tersebut.

BERITA REKOMENDASI

"Bukan hanya mendengar, tapi pemerintah juga harus menindaklanjuti berbagai kritik tersebut."

"Dinamika politik apa pun, pemerintah harus perhatikan, artinya meng-assurance dan mengambil langkah-langkah berikutnya seperti apa," kata Ma'ruf dilansir WartakotaLive.com, Selasa (6/2/2024).

Ma'ruf berharap, kritikan sivitas akademika terkait demokrasi jelang Pemilu 2024 ini bisa menjadi dinamika yang positif.

Serta tidak membawa keresahan bagi bangsa Indonesia.

Baca juga: Jokowi Dikritik Akademisi, Pakar: Kesadaran Kolektif Meluas, Tak Bisa Dibendung

Jokowi Respons Soal Akademisi Ramai-ramai Kritik Presiden

Sementara itu, Presiden Jokowi menilai kritikan dari sivitas akademika tersebut merupakan hak yang dimiliki setiap orang di negara demokrasi.

Untuk itu Jokowi memilih untuk menghargai hak demokrasi tersebut.

"Itu hak demokrasi yang harus kita hargai," kata Jokowi usai kunjungan kerja di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu, (3/2/2024).

Baca juga: KASN: Munculnya Kritik Akademisi Indikasi Netralitas Tergerus di Pemilu 2024

Sebagai informasi, sejumlah akademisi Universitas Gadjah Mada atau UGM menyampaikan Petisi Bulaksumur sebagai bentuk keprihatinan terhadap dinamika perpolitikan nasional dan pelanggaran prinsip demokrasi menjelang Pemilu 2024.

Petisi ini dibacakan Guru Besar Fakultas Fakultas Psikologi, Prof Koentjoro didampingi sejumlah puluhan Guru Besar, akademisi, alumni dan aktivis BEM KM UGM, di Balairung Gedung Pusat UGM, Rabu (31/1/2024).

Setelah Universitas Gadjah Mada, sivitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan pernyataan sikap "Indonesia Darurat Kenegarawanan".

Selanjutnya menyusul sejumlah akademisi dari Universitas Indonesia (UI) turut menyampaikan kritikan terhadap Jokowi.

Baca juga: Usai Akademisi, Giliran Eks Pimpinan KPK Kritik Jokowi soal Demokrasi lewat Panca Laku

Selanjutnya kritik terhadap pemerintah Jokowi pun datang dari civitas akademika Universitas Padjadjaran Bandung.

Kritik terbuka terhadap kepemimpinan Jokowi itu disampaikan melalui Seruan Padjadjaran yang dibacakan Sabtu, 3 Februari 2024 dan dihadiri civitas akademika Universitas Padjadjaran (Unpad), termasuk rektor, senat akademik, ketua dewan profesor dan para guru besar serta dosen Unpad.

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Beda Sikap dengan Jokowi, Wapres: Pemerintah Harus dengar Suara Perguruan Tinggi.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)(WartakotaLive.com/Rusna Djanur Buana)

Baca berita lainnya terkait Pilpres 2024.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas