Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivis, Dosen, dan Tokoh Bangsa Gelar Diskusi Bertema Manifesto Kebangsaan

Peneliti Utama Politik Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro mengkritik keadaan demokrasi Indonesia akhir-akhir ini yang semakin meresah

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Aktivis, Dosen, dan Tokoh Bangsa Gelar Diskusi Bertema Manifesto Kebangsaan
istimewa
Diskusi publik bertema Manifesto Kebangsaan: Menjaga Api Demokrasi Tetap Menyala, bertempat di Jakarta Concert Hall, Jakarta pada Jumat (9/2/2024). 

Aktivis, Dosen, dan Tokoh Bangsa Gelar Diskusi Bertema Manifesto Kebangsaan

Glery Lazuardi/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah aktivis pemuda, dosen, dan tokoh bangsa, menggelar diskusi publik bertema "Manifesto Kebangsaan: Menjaga Api Demokrasi Tetap Menyala", bertempat di Jakarta Concert Hall, Jakarta pada Jumat (9/2/2024).

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara seperti Prof. Frans Magnis Suseno, Prof. Dr. R. Siti Zuhro, MA, dan Bivitri susanti.

Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk respon keadaan politik Indonesia menjelang penyelenggaraan Pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Baca juga: Sambangi PGI, Ganjar Ungkit Buku Karya Franz Magnis Berjudul Etika Politik

Peneliti Utama Politik Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro mengkritik keadaan demokrasi Indonesia akhir-akhir ini yang semakin meresahkan.

"Siapapun yang membawa pemilu kita kali ini pada arah perpecahan bangsa, mari kita lawan bersama,” kata Siti Zuhro, dalam keterangannya pada Jumat (9/2/2024).

Berita Rekomendasi

Pakar Hukum Bivitri Susanti mengatakan demokrasi di Indonesia belakangan ini hanya dimaknai sebagai bangunan kekuasaan saja.

"Tidak ada kebebasan sipil untuk secara formal ikut membuat undang-undang. Banyak ketidakadilan terjadi di negeri ini," kata dia.

Bivitri menyoroti berbagai pembuatan Undang-Undang yang tidak demokratis di era rezim saat ini, seperti UU KPK, UU KUHP, dan UU lainnya.

"Kita harus tetap berpolitik tiap hari, yaitu politik perlawanan terhadap ketidakadilan, itulah politik kewargaan," ujar Bivitri Susanti.

Di kesempatan itu, tokoh bangsa, Prof. Franz Magnis-Suseno atau yang akrab disapa Romo Magnis juga memberikan pandangan mengenai kondisi demokrasi Indonesia.

Perwakilan SAMC yang juga Sekjen DPP IMM
Zaky Nugraga, mengatakan diskusi ini adalah kartu  kuning pada kekuasaan dan kepada siapapun yang mencoba memadamkan demokrasi di Indonesia.

“Ketika nanti waktunya, kami akan turun ke jalan bersama Ribuan Aktivis Mahasiswa yang terus kami konsolidasikan hingga hari ini," ujarnya

Di akhir acara, para aktivis mahasiswa yang diwakili oleh beberapa tokoh membacakan Manifesto Kebangsaan yang berisi:

1. Kami mengingatkan kepada Presiden Republik Indonesia agar menjadi negarawan dan tidak turut serta memperkeruh suasana demokrasi yang saat ini semakin memanas;

2. Kami mengingatkan kepada ASN, TNI, dan POLRI untuk menjaga netralitasnya dalam Pemilu 2024 sebagai salah satu bentuk dukungan mewujudkan Pemilu yang aman, damai, dan berkeadilan;

3. Kami mengingatkan kepada seluruh penyelenggara pemilu untuk menjaga integritas serta berpegang teguh kepada kode etik guna mewujudkan Pemilihan Umum yang berkeadilan dan berkualitas;

4. Kami menyerukan kepada seluruh mahasiswa di Indonesia untuk terus menghidupkan gerakan moral demi menjaga nyala api demokrasi yang sudah diwariskan sejak reformasi;

5.Kami mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya dengan pertimbangan yang matang pada Rabu, 14 Februari 2024 untuk menentukan arah bangsa Indonesia yang lebih baik. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas