Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Komunikasi Politik: Keunggulan di Exit Poll Bisa Kerek Elektabilitas Ganjar-Mahfud

Emrus Sihombing menilai hasil exit poll pencoblosan Pilpres 2024 di luar negeri bisa mempengaruhi perilaku pemilih domestik. 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Pengamat Komunikasi Politik: Keunggulan di Exit Poll Bisa Kerek Elektabilitas Ganjar-Mahfud
WARTAKOTA/YULIANTO
ILUSTRASI Sejumlah warga dan kendaraan melintas di dekat baliho sosialisasi tiga pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 yang terpajang di Kolong Flyover Kuningan-Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai hasil exit poll pencoblosan Pilpres 2024 di luar negeri bisa mempengaruhi perilaku pemilih domestik. 

Asalkan dirilis lembaga kredibel, hasil exit poll bisa merepresentasikan realita preferensi pemilih secara umum. 

"Kredibel itu bukan berarti lembaga terkenal, tapi dia bisa dipercaya secara metode. Nah, saya melihat exit poll bisa saja dilakukan pihak- pihak lembaga luar negeri atau para mahasiswa Indonesia yang kuliah di kampus luar negeri. Artinya, hasil exit poll yang keluar sekarang pun belum bisa kita anggap tidak valid. Bisa saja itu valid," ucap Emrus kepada wartawan di Jakarta, Senin (12/1/2024).

Exit poll merupakan survei yang dilakukan segera setelah para pemilih meninggalkan tempat pemungutan suara (TPS). 

Berbeda dengan di Indonesia yang akan menyelenggarakan pencoblosan secara serentak pada 14 Februari mendatang, pencoblosan Pemilu 2024 untuk kaum diaspora digelar lebih awal di beberapa negara. 

Hasil exit poll Pilpres 2024 di luar negeri viral di media sosial, Sabtu (10/2) lalu. Hasil exit poll yang beredar itu salah satunya juga dirilis www.pemilumelbourne.com. 

Di situs itu, pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) terlihat unggul sementara di beberapa negara. 

Berita Rekomendasi

Di Australia, misalnya, Ganjar-Mahfud dominan dengan raihan 56,7 persen suara, diekor pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dengan perolehan 32,9 persen suara dan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang meraup 10,4 persen suara. 

Di Hongkong, Ganjar-Mahfud mendapatkan 54.2 persen , dipepet Prabowo-Gibran dengan raupan 31,6 perse  suara, dan AMIN dengan raihan 14.2 persen suara. 

Pasangan Ganjar-Mahfud juga unggul di negara-negar Eropa selain Inggris, kawasan Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan Timor Leste. 

Di Arab Saudi dan Timur Tengah, pasangan AMIN dominan dengan raupan 43.4 persen suara, diikuti pasangan Prabowo-Gibran yang memperoleh 28.9 persen suara. Di kawasan ini, Ganjar-Mahfud jadi yang paling bontot dengan raupan 27,7 persen suara. 

Emrus menerka hasil Pilpres 2024 yang sejauh ini memperlihatkan keunggulan Ganjar-Mahfud bukan tidak mungkin selaras dengan hasil pencoblosan 14 Februari 2024. 

Apalagi, jika para pemilih di luar negeri turut menyuarakan dukungan mereka di ruang-ruang publik dan di media sosial. 

"Para pemilih di luar negeri memang lebih terbebas dari politik uang dan bansos. Mereka lebih kritis dan tanpa tekanan dalam menentukan pilihan. Biarpun berada di luar negeri, aspirasi mereka terhadap politik di dalam negeri luar biasa," ujar Emrus.

Emrus menyebut komposisi pemilih luar negeri juga bisa dijadikan sampel pemilih di dalam negeri. Kaum diaspora, kata dia, terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, buruh, hingga pekerja profesional. 

"Secara segmen, pemilih itu hampir serupa dengan yang ada di dalam negeri. Ada pekerja yang banyak, kalangan mahasiswa atau kalangan kritis. Selain itu, (kaum diaspora) juga terdiri beragam secara suku. Ada Jawa, banyak juga Makasar, Papua. Jadi, memang pemilih di luar itu representasi di dalam," kata Emrus.

Lebih jauh, Emrus menilai keunggulan Ganjar-Mahfud bisa turut mengerek elektabilitas pasangan itu jelang pencoblosan di dalam negeri.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia di Chicago: Ratusan WNI Rela Tempuh Waktu 2 sampai 4 Jam Demi Nyoblos

Meski begitu, Emrus menyarankan agar publik tetap memantau hasil akhir pemungutan suara di luar negeri secara berkala melalui lembaga yang kredibel. 

"Apalagi, kalau pemilih luar negeri yang sudah menggunakan hak suara pemilihnya turut bersuara mengirim pesan kepada pemilih di Indonesia terkait kondisi di sana dan alasan mereka mengapa memilih Ganjar- Mahfud melalui teknologi informasi yang cepat," jelas Emrus. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas