Peneliti Senior BRIN: Gen Z dan Milenial Anggap Sajian Paslon 01 dan 03 Terlalu Berat Buat Mereka
Pandangan gen Z dan milenial ini, lanjutnya, amat berbeda dengan perspektif orang tua yang justru menilai menu-menu setiap paslon terlalu sedikit.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti utama senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro mengatakan swing voters atau pemilih bimbang yang banyak dihuni oleh generasi Z dan milenial punya pandangan berbeda dengan generasi tua perihal Pilpres 2024.
Siti kemudian menceritakan bagaimana anaknya yang berusia 32 tahun dan masuk golongan milenial, mengaku rumit dalam memahami menu visi misi yang disajikan oleh paslon 1 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan paslon 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
Berbeda dengan pandangan milenial terhadap paslon 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka yang menyajikan menu lebih ringan.
"Kalau dikategorikan swing voters tadi itu mungkin dihuni oleh gen Z dan milenial. Kebetulan anak saya milenial, 32 tahun. Memang mengatakan ke saya ini rumit banget kalau memahami Anies sama mas Ganjar, nggak ringan, berat," kata Siti dalam podcast Quick Count Pilpres 2024 Tribun Network 'Waktu Indonesia Memilih' di Studio Tribun Network, Palmerah, Jakarta pada Rabu (14/2/2024).
"Terlalu berat menunya mas Anies berat, menunya mas Ganjar, Pak Mahfud berat," ungkap dia.
Baca juga: Paslon 02 Unggul Sementara di Quick Count Versi Litbang Kompas, Ini Kata Gibran
Pandangan gen Z dan milenial ini, lanjutnya, amat berbeda dengan perspektif orang tua yang justru menilai menu-menu setiap paslon terlalu sedikit.
Sehingga kata Siti, pada masa mendatang perlu adanya gerakan dalam mengantisipasi perilaku pemilih mendatang agar dapat juga memahami persoalan bangsa dan solusi yang ditawarkan oleh para kandidat kelak.
"Jadi ini tidak inline antara perspektif orang gen Z dan milenial dengan apa yang sedang kita hadapi sebagai negara bangsa, tidak seiring sejalan," kata Siti.
"Jadi ini termasuk mungkin ke depan harus ada semacam bagaimana kita mengantisipasi perilaku pemilih yang akan datang supaya negara bisa terus maju," pungkas dia.