Sekjen PDIP Apresiasi Rakyat Antusias Datang ke TPS Meski Awan Gelap Demokrasi Terjadi Saat Ini
Hal itu disampaikan Hasto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (14/2/2024).
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan sikap partainya terkait penghitungan rekapitulasi suara berdasarkan penugasan seluruh saksi partai di seluruh TPS dan mencermati terhadap berbagai hasil quick count yang telah dilakukan.
Pertama, Hasto menyampaikan rasa apresiasinya terhadap seluruh rakyat Indonesia yang dengan penuh antusias datang ke TPS dan menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024 ini.
Meski disadari bahwa Pemilu kali ini diselimuti awan gelap demokrasi.
Hal itu disampaikan Hasto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (14/2/2024).
"Pertama, kami mengapresiasi terlebih dahulu kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah dengan penuh antusias untuk datang ke TPS dan Pemilu bisa berjalan dengan lancar meskipun awan gelap demokrasi itu tetap terjadi dan mengganggu seluruh legitimasi dari proses demokrasi di Indonesia," kata Hasto.
Baca juga: Pidato Gibran: 3 Bulan Lalu Saya Bukan Siapa-siapa, Dikatain Plonga-plongo dan Samsul
Hasto juga mengutip pernyataan sebagian pengamat politik serta akademi yang mengatakan bahwa demokrasi Indonesia mengalami titik nadir dan terburuk dalam pelaksanaan Pemilu pasca reformasi.
"Karena begitu banyak kecurangan masif yang terjadi dari hulu ke hilir," sambung dia.
Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud ini menambahkan pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk mengikuti seluruh tahapan-tahapan penghitungan sesuai dengan ketentuan UU, bahwa yang dipakai adalah berdasarkan proses rekapitulasi yang bersifat berjenjang dari TPS.
Politisi asal Yogyakarta ini menambahkan DPP PDI Perjuangan mencermati terhadap seluruh desain kecurangan pemilu yang bersifat hulu ke hilir.
Terlebih suara rakyat adalah suara kebenaran.
"Karena itulah seluruh struktur PDIP bersama dengan relawan saksi dan kerja sama dengan PPP, Perindo dan Hanura terus mengumpulkan fakta-fakta di lapangan yang begitu banyak juga disuarakan oleh kelompok-kelompok pro demokrasi karena baru kali ini pasca reformasi pemilu diwarnai gerakan civil society diikuti oleh gerakan dari perguruan tinggi dari para guru besar secara luar biasa," papar Hasto.
"Artinya memang ada suatu persoalan yang sangat fundamental yang berkaitan dengan legitimasi pemilu, baik itu proses maupun dari hasil pemilu itu sendiri," jelasnya.
Hasto juga ditanya wartawan soal suara PDIP yang unggul di urutan satu pada hasil hitung cepat namun suara capres-cawapres yang diusung yakni Ganjar-Mahfud justru berada di posisi ketiga.
Dia pun mengatakan hal tersebut bagian dari anomali demokrasi yang terjadi di Pemilu kali ini.
Bahkan, dia juga menduga hal itu bagian dari overshooting yang dilakukan penguasa untuk memenangkan paslon tertentu.
"Jadi termasuk di kandang-kadang PDIP menunjukkan yang bersifat anomali, meskipun banyak mengatakan ya bansosnya kita melawan suatu institusi bansos, institusi kekuasaan yang dikerahkan segala cara untuk memperpanjang kekuasaan," pungkasnya.