Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut partainya telah terbiasa melawan gelombang karena memahami betul pesan Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno tentang konsisten terhadap pergerakan.

Sehingga pemilu 2024 dan hasil berdasarkan hitung cepat takkan menurunkan semangat partai berlambang Banteng moncong putih itu.

Menurut Hasto, sejarah sudah membuktikan PDI Perjuangan selalu kuat menghadapi setiap badai di kancah perpolitikan Indonesia.

"Sebagai partai politik yang digembleng oleh sejarah yang begitu kenyang dengan berbagai bentuk terpaan-terpaan gelombang, maka kami kepada seluruh kader PDI Perjuangan kami ingatkan pesan dari Bung Karno bahwa di dalam perjuangan itu, itu tidak ada yang sia-sia, no sacrife is wasted," kata Hasto saat konferensi pers pascapemungutan suara Pemilu 2024 di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Hasto mengatakan kesetiaan terhadap perjuangan dalam menghadapi gelombang di kancah perpolitikan akan berbuah ketika partai menerapkan kesabaran revolusioner.

"Kesabaran revolusioner itu lah yang akan menentukan, karena pemilu tidak ditentukan oleh hasil, tetapi oleh pascapemilu itu bagaimana kerusakan-kerusakan demokrasi akan membawa suatu implikasi yang sangat serius di dalam kehidupan politik kita. Demikian," sambung dia.

Politisi asal Yogyakarta ini kemudian ditanya awak media soal kemungkinan PDI Perjuangan bakal menjadi oposisi terhadap pemerintahan mendatang.

Sebab, paslon yang diusung PDI Perjuangan bersama PPP, Hanura, dan Perindo, yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud Md berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count, tak mendapatkan suara tertinggi pada Pilpres 2024.

Hasto pun menjawab bahwa soal oposisi atau tidak itu masih kejauhan. Sebab, paslon Ganjar-Mahfud saja saat ini akan membentuk tim investigasi untuk mengumpulkan data dugaan kecurangan pilpres 2024, sembari menunggu penghitungan resmi dari KPU.

"Maka, sikap kami, kami tunggu proses penghitungan berjenjang, karena ada proses satu bulan, artinya tim khusus itu punya kerja waktu satu bulan," jelas Hasto.