MUI Minta Pendakwah Kembali Satukan Umat Pasca-Pemilu 2024
Menurut Cholil Nafis, para pendakwah tidak boleh menjadikan dakwah sebagai materi untuk mencapai kekuasaan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak para dai dan penceramah untuk merekatkan lagi persatuan bangsa pasca penyelenggaraan Pemilu 2024 (Pileg 2024 dan Pilpres 2024).
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengajak tugas para pendakwah adalah menyatukan umat.
"Ini tentu bukannya pascapemilu bersih semua, tapi malah ada yang semakin menguat dan mengkhawatirkan kita semua. Tugas kita concern untuk menyatukan umat," ujar Cholil Nafis di kantor MUI, Jakarta, Senin (19/2/2024).
Dirinya mengingatkan para pendakwah bahwa politik adalah sarana, dan bukan tujuan.
Menurut Cholil Nafis, para pendakwah tidak boleh menjadikan dakwah sebagai materi untuk mencapai kekuasaan.
"Jadi, jangan terlalu serius menjadikan materi-materi politik itu menjadi materi dakwah yang hanya untuk mencapai kekuasaan," katanya.
Cholil Nafis menilai politik sedianya, adalah sarana untuk memasukkan ide-ide baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Sehingga jangan sampai pendakwa ada pendakwa yang melanggar hukum, kemudian jangan sampai jadi pendakwa yang menghasilkan pada yang lain, tetapi ingin sampai kepada para dai, mari materi dakwanya dijadikan," tuturnya.
Baca juga: Update Jumlah Petugas Pemilu Meninggal Dunia, KPU: 71 Orang Meninggal, Sebagian Linmas
Perbedaan-perbedaan ini, menurut Cholil Nafis, menjadi sebuah dinamika dalam meningkatkan demokrasi yang lebih baik.
Demokrasi, kata Cholil Nafis, adalah upaya memasukkan materi dakwah dalam membangun keadaban.
"Tujuan kita di dalam berdakwah itu adalah politik keadaban, membangun bangsa yang baik, bangsa yang adil, bangsa yang hukum, yang sejahtera," pungkas Cholil Nafis.