Mengukur Kepercayaan Masyarakat pada Lembaga Survei di Pemilu 2024, Bagaimana Dibandingkan 2019?
Apabila dilihat dari segmen pemilih partai, mayoritas pemilih percaya terhadap Lembaga survei
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada lebih dari 17 pemimpin negara telah memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto sebagai pemenang pilpres 2024, meskipun hasil resmi belum diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Hal ini tak lepas dari sejumlah lembaga survei sudah mengumumkan pasangan Prabowo–Gibran unggul di perolehan suaea versi hitung cepat.
Benarkah lembaga survei semakin dipercaya sebagai rujukan oleh publik?
Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), asosiasi tertua yang membawahi para pollster di Indonesia, sudah melakukan survei terkait kepercayaan publik atas lembaga survei sebelum masa pencoblosan.
Sebagai informasi, AROPI di bawah kepemimpinan Denny JA saat itu merupakan asosiasi yang pernah membatalkan pelarangan publikasi quick count di hari pencoblosan, melalui judicial review pada tahun 2009.
Adapun dari hasil survei periode 26 Januari-6 Februari 2024, didapatkan 75,4 persen responden sangat percaya atau cukup percaya terhadap lembaga survei.
Baca juga: Survei Terbaru Pilpres AS, 47 Persen Warga Menolak Joe Biden jadi Presiden Lagi
Sebanyak 22,5% menyatakan kurang percaya/tidak percaya sama sekali terhadap lembaga survei. Sebanyak 2,1% menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
"Apabila dibandingkan dengan survei yang sama yang dilakukan pada musim pemilihan umum tahun 2019, tingkat kepercayaan terhadap Lembaga survei naik sebesar 7,6%," ujar Ketua Umum Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), Sunarto Ciptoharjono dalam konferensi pers di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Ia menambahkan, pada bulan Maret 2019, AROPI melakukan penelitian lapangan dengan pertanyaan yang kurang lebih sama.
"Hasilnya responden sangat percaya/cukup percaya terhadap Lembaga survei sebesar 67,8%. Sedangkan yang menyatakan Kurang percaya/Tidak percaya sama sekali sebesar 29,0%. Selebihnya tidak tahu atau tidak menjawab," jelasnya.
Sunarto mengungkapkan dari hasil analisis breakdown ke aneka segmen didapatkan sejumlah hasil.
Pemilih Prabowo-Gibran adalah pemilih yang lebih percaya terhadap Lembaga survei sebesar 87%, disusul pemilih Ganjar-Mahfud sebesar 69,3% dan pemilih Anies-Muhaimin sebesar 59%.
Apabila dilihat dari segmen pemilih partai, mayoritas pemilih percaya terhadap Lembaga survei.
Tingkat kepercayaan tertinggi diperoleh dari pemilih Partai Demokrat sebesar 92,9%, disusul pemilih Partai Gerindra sebesar 90,2%, pemilih PKB sebesar 78,9% dan pemilih PAN sebesar 77,8%.
Dari segmen tingkat pendapatan diperoleh fakta yang menarik, yakni untuk tingkat pendapatan di bawah 2 juta/bulan sangat percaya/cukup percaya terhadap Lembaga survei sebesar 80,7%.
Justru untuk tingkat pendapatan 4 juta/bulan ke atas, tingkat kepercayaannya sebesar 74,4%. Sedangkan pendapatan menengah sebesar 2-4 juta perbulan, tingkat kepercayaannya sebesar 71,6%.
"Sejalan dengan itu, segmen tingkat pendidikan juga diperoleh fakta yang serupa. Untuk segmen tingkat pendidikan SD ke bawah, tingkat kepercayan terhadap Lembaga survei justru tertinggi, yakni 80,4%, disusul tingkat pendidikan SMA sebesar 78,4%, tingkat pendidikan SMP sebesar 77,9% dan tamatan D3 ke atas sebesar 60,3%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat, maka semakin kritis pula terhadap Lembaga survei," katanya.
Metode survei
Survei dilakukan pada tanggal 26 Januari-6 Februari 2024. Metode survei adalah Multistage Random Sampling dengan jumlah responden 1200 orang dan Margin of Error 2,9 persen ini menanyakan secara khusus tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga survei.