Bursa Cagub Pilkada DKI: RK-Erwin Aksa dari Golkar, NasDem Usul Ahmad Sahroni, PSI Jagokan Grace
Deretan partai politik telah melakukan penggodokan nama untuk diusung dalam Pilkada DKI Jakarta. Partai mana saja itu?
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Bursa calon gubernur (cagub) Pilkada DKI Jakarta semakin memanas.
Deretan partai politik (parpol) pun telah menggodok beberapa sosok untuk siap diusung di Pilkada DKI Jakarta.
Terbaru adalah Partai Golkar yang telah membeberkan tiga kandidat kuat untuk maju di Pilkada DKI yaitu mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; eks Bupati Tangerang, Ahmad Zaki; dan Wakil Ketua Umum Golkar, Erwin Aksa.
Kemudian, beberapa waktu belakangan dua partai yaitu NasDem dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pun telah mengajukan sosok yang bakal maju di Pilkada DKI.
Selengkapnya berikut deretan partai yang telah mengajukan nama untuk maju dalam Pilkada DKI 2024.
Golkar Ajukan Tiga Nama, RK hingga Erwin Aksa
Partai Golkar telah mengajukan tiga nama untuk maju dalam Pilkada DKI yaitu Ridwan Kamil, Ahmad Zaki, dan Erwin Aksa.
Ketiga nama itu pun ditegaskan sendiri oleh Ahmad Zaki setelah menghadiri pengarahan bagi bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Sabtu (6/4/2024).
"(Selain saya) ada Pak Ridwan Kamil, Pak Erwin Aksa. Hanya tiga," tuturnya.
Zaki mengungkapkan setelah diberi surat tugas oleh DPP Golkar, tiap individu wajib melakukan kegiatan untuk meningkatkan popularitasnya di masyarakat DKI Jakarta.
Kemudian, masih ada pula survei dari internal Golkar untuk mengevaluasi elektabilitas ketiga nama.
"Kader yang diberikan (surat) tugas itu wajib melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan popularitas baik itu individunya maupun partai Golkar," katanya.
Kendati sudah mengajukan nama, Zaki mengatakan dalam Pilkada DKI mendatang, Golkar wajib melakukan koalisi dengan partai lain lantaran hanya meraih 10 kursi di DPRD Jakarta.
Zaki menjelaskan penjajakan koalisi tersebut bakal dilakukan oleh Partai Golkar sendiri dan bukan oleh bakal calon.