Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Malam-malam Datang ke Rumah Prabowo, Ahmad Ali Mengaku Tidak Mewakili NasDem dan Surya Paloh

Ahmad Ali mendatangi kediaman presiden terpilih RI, Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, pada Selasa (23/4/2024) malam.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dodi Esvandi
zoom-in Malam-malam Datang ke Rumah Prabowo, Ahmad Ali Mengaku Tidak Mewakili NasDem dan Surya Paloh
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali mendatangi kediaman presiden terpilih RI, Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, pada Selasa (23/4/2024) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali mendatangi kediaman presiden terpilih RI, Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, pada Selasa (23/4/2024) malam.

Anak buah Surya Paloh itu tiba dengan membonceng motor patwal polisi sekira pukul 18.27 WIB.

Dia pun terlihat turun dari motor dengan memakai jas berwarna coklat.

Sekitar 30 menit di dalam rumah Prabowo, Ahmad Ali kemudian keluar lewat pintu samping kediaman Ketum Partai Gerindra tersebut.

Ahmad Ali mengungkapkan kedatangannya ke kediaman Prabowo itu adalah dalam rangka bertemu dengan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang juga merupakan orang kepercayaan Prabowo.

"Saya di sini ketemu Pak Dasco dan kemudian ketemu Pak Prabowo. Saya datang tidak mewakili partai. Saya datang ketemu Pak Dasco sama Pak Prabowo," ucap Ali saat ditemui usai pertemuan.

BERITA REKOMENDASI

Ali membantah pertemuan tersebut membahas seputar politik.

Khususnya, apakah hal tersebut merupakan sinyal Partai NasDem bakal merapat mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Enggak ada pembicaraan politik, datang silaturahmi," katanya.

Ia menjelaskan dirinya dan Dasco sudah lama berteman.

Karenanya, kedatangannya ke rumah Prabowo itu bersifat pribadi.

"Kan saya tidak mewakili partai, sehingga saya tentunya, walaupun melekat dalam diri saya Wakil Ketua Umum (NasDem, red), tapi saya tidak datang mewakili partai sehingga tidak ada pembicaraan secara politik," pungkasnya.

Pantauan Tribunnews di lokasi, Ahmad Ali tiba di rumah Prabowo dengan membonceng motor patwal polisi sekira pukul 18.27 WIB.

Ia sempat bungkam dan irit berbicara saat ditanya alasan kedatangannya.

"Urusan lain," ucap Ali sembari masuk ke dalam rumah Prabowo terburu-buru.

Ia juga enggan menjawab apakah hal itu merupakan sinyal Partai NasDem akan bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.

Apalagi, kunjungan ini dilakukan setelah MK memutuskan sengketa hasil Pilpres 2024.

Rencananya malam ini tim kuasa hukum pembela Prabowo-Gibran akan melakukan pertemuan dengan Prabowo.

Mereka akan menyampaikan hasil putusan MK yang sudah ketok palu pada Senin (22/4/2024).

Surya Paloh Tutup Buku

Sebelumnya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merespons soal posisi partainya setelah Mahkamah Konstitusi RI (MK) menolak seluruh gugatan yang dilayangkan oleh Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Atas putusan MK RI itu maka Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029 terpilih dan tinggal menunggu penetapan dari KPU RI.

Terkait putusan itu, Surya Paloh menyebut pihaknya menghargai apa yang menjadi keputusan MK RI.

"Saya pikir, bagi NasDem, ini adalah keputusan final dan mengikat, bagi seluruh prosedur hukum yang kita miliki di negeri ini, kita menghormati dan menghargai itu. Itu jelas," kata Paloh kepada awak media di NasDem Tower.

Lebih lanjut, Paloh menjelaskan soal posisi partainya saat ini, dia mengibaratkan NasDem sudah menutup buku lama dan akan membuka lembaran baru.

Hanya saja, dalam posisi ini Surya Paloh tidak secara tegas menyampaikan apa yang dimaksudnya tersebut.

"Maka ibarat bagi kita semuanya untuk menutup buku lama dan membuka lembaran buku baru, itulah harapan saya, indonesia membutuhkan semangat ini," ujar dia.

Paloh menyebut, dengan berakhirnya proses Pilpres ini maka dirinya berharap adanya posisi saling menghargai satu sama lain.

Kata dia, persaingan memang wajar terjadi saat kompetisi namun, jika hal itu sudah selesai maka menurutnya harus ada kekuatan bersama kembali.

"Kita boleh bertikai satu sama lain, dalam satu kompetisi, tapi ketika kompetisi selesai, yang kalah yang menghargai yang menang, yang menang apalagi. Inilah kekuatan kita seharusnya, saya harapkan ini bisa menjadi kekuatan kita saat ini," kata dia.

Pasalnya menurut Paloh, saat ini kondisi global penuh dengan ancaman dan ketidakpastian.

Atas hal itu, kekuatan saling menghargai harus bisa diterapkan oleh elemen bangsa demi menjaga stabilitas negara.

"Kita berhubungan satu sama lain, apa yang terjadi di Iran, di Eropa, Cina, Amerika, itu membawa langsung atau tidak langsung impact ke national interest kita, dan harus kita pahami posisi kita saat ini harus bisa menjaga stabilitas nasional," kata dia.

"Dan yang bisa dipahami oleh Nasdem adalah menjaga stabilitas nasional, saya pikir kalau ini tidak mampu kita jaga ini menjadi ancaman bagi kita sebagai suatu bangsa," tukas Paloh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas