Pengamat: Nekat Ikut Pilkada Jakarta Bisa Jadi Bumerang bagi Anies, Dicap Haus Kekuasaan
Bila tetap nekat ikut Pilkada Jakarta, Jamiluddin menyebut, hal ini bisa menjadi bumerang bagi Anies Baswedan, dicap haus kekuasaan.
Editor: Theresia Felisiani
Sudirman pun menyinggung sosok Prabowo yang konsisten bertarung politik di kancah nasional.
Menurutnya, Anies bisa mengikuti langkah Prabowo yang setelah kalah Pilpres tidak lantas maju Pilkada.
Seperti diketahui, Prabowo menjadi cawapres pendamping Megawati Soekarnoputri pada 2009.
Pasangan Mega-Pro kalah. Prabowo lantas menjadi capres pada Pilpres 2014 berpasangan dengan Hatta Rajasa, namun kalah lagi.
Begitu juga pada 2019, Prabowo berasama Sandiaga Uno maju Pilpres, dan kalah lagi.
Tapi ia tetap konsisten hingga akhirnya berpasangan dengan Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024 dan memenangkannya.
"Pak Prabowo kan sampai empat kali (nyapres), sekali kalah bukan (kemudian mencalonkan sebagai) Gubernur Jawa Barat kan," ujar Sudirman.
"Jadi cawapres (Prabowo) kalah, jadi capres kalah terus, itu perjuangan," katanya melanjutkan.
Baca juga: Sikap Surya Paloh jika Anies Baswedan Ingin Maju Pilkada Jakarta 2024
Meski demikian, Sudirman tidak bisa memastikan langkah karier politik Anies di masa depan.
Dia hanya bisa memastikan bahwa kontestasi masih berlangsung dan memasuki babak akhir dalam sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Belum dengar (Anies akan mengambil langkah kedepan), kita hormati fokusnya di menuntaskan (Pilpres)."
"Jadi, kalau besok 22 (April) pengumuman (putusan sengketa), bisa tanya saja (ke Anies)," ujar Sudirman.
NasDem
Sebagai informasi, sampai saat ini sudah ada dua parpol yang menyatakan kesiapannya untuk mengusung Anies maju di Pilkada Jakarta 2024.
Partai pertama yang menyatakan kesediaannya untuk kembali mengusung Anies ialah NasDem.