Pengamat: Nekat Ikut Pilkada Jakarta Bisa Jadi Bumerang bagi Anies, Dicap Haus Kekuasaan
Bila tetap nekat ikut Pilkada Jakarta, Jamiluddin menyebut, hal ini bisa menjadi bumerang bagi Anies Baswedan, dicap haus kekuasaan.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang sengketa Pilpres 2024 telah usai, kini nama Anies Baswedan kembali digadang-gadang bakal maju di Pilkada Jakarta 2024.
Terkait hal ini, pengamat politik Jamiluddin Ritonga ragu Anies Baswedan kembali maju di Pilkada Jakarta 2024.
Menurutnya, level Anies Baswedan kini sudah naik kelas di tingkat nasional usai ikut kontestasi Pilpres 2024.
“Kemungkinan Anies tidak akan maju di Pilkada Jakarta, karena akan menurunkan kapasitas Anies. Mengingat ia baru saja menjadi capres pada Pilpres 2024,” ucapnya, Sabtu (20/4/2024).
Bila tetap nekat ikut Pilkada Jakarta, Jamiluddin menyebut, hal ini bisa menjadi bumerang bagi Anies Baswedan.
Citra Anies pun bisa buruk lantaran dicap haus kekuasaan.
“Kalau Anies bersedia maju, tentu orang akan menilai dia sosok yang haus kekuasaan. Jabatan apapun akan diterimanya selama itu bisa duduk di singgasana,” ujarnya.
Oleh karena itu, pengamat dari Universitas Esa Unggul ini tak yakin Anies mau untuk kembali maju di ajang kontestasi tingkat daerah setelah sebelumnya gagal di level nasional.
“Ini akan memperburuk citra dan reputasi Anies yang selama ini dinilai bukan sosok rakus kekuasaan. Karena itu, peluang Anies maju pada Pilkada Jakarta tampaknya sangat kecil,” tuturnya.
Senada Sudirman Said
Pernyataan Jamaluddin senada dengan penilaian orang dekat Anies yang juga Co-Captain Timnas AMIN, Sudirman Said, menilai berbeda.
Menurut eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2014-2016 itu, Anies sudah tidak level berkutat di ranah Jakarta.
Kelas Anies yang sudah menjadi capres, berada di level nasional.
"Yang saya dengar siapa pun capres (artinya) sudah di level nasional," kata Sudirman Said saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (19/4/2024).
Dengan tidak maju kontestasi politik Jakarta, Anies juga disebut telah menghormati pemilihnya dari daerah lain.
Sudirman pun menyinggung sosok Prabowo yang konsisten bertarung politik di kancah nasional.
Menurutnya, Anies bisa mengikuti langkah Prabowo yang setelah kalah Pilpres tidak lantas maju Pilkada.
Seperti diketahui, Prabowo menjadi cawapres pendamping Megawati Soekarnoputri pada 2009.
Pasangan Mega-Pro kalah. Prabowo lantas menjadi capres pada Pilpres 2014 berpasangan dengan Hatta Rajasa, namun kalah lagi.
Begitu juga pada 2019, Prabowo berasama Sandiaga Uno maju Pilpres, dan kalah lagi.
Tapi ia tetap konsisten hingga akhirnya berpasangan dengan Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024 dan memenangkannya.
"Pak Prabowo kan sampai empat kali (nyapres), sekali kalah bukan (kemudian mencalonkan sebagai) Gubernur Jawa Barat kan," ujar Sudirman.
"Jadi cawapres (Prabowo) kalah, jadi capres kalah terus, itu perjuangan," katanya melanjutkan.
Baca juga: Sikap Surya Paloh jika Anies Baswedan Ingin Maju Pilkada Jakarta 2024
Meski demikian, Sudirman tidak bisa memastikan langkah karier politik Anies di masa depan.
Dia hanya bisa memastikan bahwa kontestasi masih berlangsung dan memasuki babak akhir dalam sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Belum dengar (Anies akan mengambil langkah kedepan), kita hormati fokusnya di menuntaskan (Pilpres)."
"Jadi, kalau besok 22 (April) pengumuman (putusan sengketa), bisa tanya saja (ke Anies)," ujar Sudirman.
NasDem
Sebagai informasi, sampai saat ini sudah ada dua parpol yang menyatakan kesiapannya untuk mengusung Anies maju di Pilkada Jakarta 2024.
Partai pertama yang menyatakan kesediaannya untuk kembali mengusung Anies ialah NasDem.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya yang menyebut Anies masuk dalam tiga tokoh kandidat Cagub Jakarta yang akan diusung partainya.
Selain Anies, nama lain yang muncul ialah Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni dan Ketua DPW NasDem JAkarta Wibi Andrino.
“Kalau di sini namanya mengerucut ya pastilah Ahmad Sahroni, Wibi Andrino, ya bisa jadi Anies Baswedan sendiri,” ucapnya dilansir dari Kompas.com, Senin (15/4/2024).
Baca juga: Alasan PKS Tak Usung Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2024: Dia Levelnya Sudah Nasional
Pembicaraan antara Ketum NasDem Surya Paloh dengan Anies soal Pilkada Jakarta 2024 pun disebutnya sudah terjadi sejak 18 Maret lalu.
Saat itu, Surya Paloh menyebut agar dalam politik, kartu seseorang jangan sampai mati.
Meski demikian, Willy menampil bahwa hal tersebut merupakan tawaran Surya kepada Anies untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.
“Bukan penawaran, itu diskusi. Ya di sini terbuka, egaliter, semua dibahas di atas meja sebagai keputusan bersama,” kata dia.
PKS
Selain NasDem, PKS belakangan juga menyatakan siap mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.
Adapun PKS juga merupakan salah satu partai yang mengusung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin menyebut, ada beberapa tokoh eksternal partainya yang tengah ditimang-timang untuk maju di Pilkada Jakarta pada November mendatang.
“Di eksternal ada nama pak Anies Baswedan,” ucap Khoirudin di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Selain itu, Khoirudin juga menyebut terdapat nama eks Kapolda Metro Jaya yang tengah dipertimbangkan PKS.
Hanya saja, politikus senior yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta enggan membeberkan lebih detail lagi.
“Namanya masih dirahasiakan,” kata dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ragu Anies Bakal Maju di Pilkada Jakarta, Pengamat: Citranya Bisa Buruk Dicap Haus Kekuasaan,