3 Partai Buka Peluang Dukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Warga Sudah Capek
Tiga partai politik setidaknya membuka peluang mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
Sebab, Jakarta merupakan daerah khusus yang menjadi sorotan banyak pihak, sehingga harus dicermati.
"Harus lebih cermat lebih teliti semua termasuk ada Pak Mardani, ada Pak Anies ada juga calon lain gitu itu masih didalami," kata Jazuli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2024).
PDIP Akui Ada Nama Anies di Kandidat Cagub Jakarta
Sementara itu, Sekretaris DPD PDIP Jakarta, Pantas Nainggolan, mengakui nama Anies dalam daftar rekomendasi DPD PDIP Jakarta maju di Pilkada Jakarta.
Pantas menjelaskan, semua nama-nama yang terjaring sebagai kandidat cagub ataupun cawagub DKI Jakarta termasuk Anies sudah disampaikan ke DPP PDIP sebelum Rakernas partai pada 24-26 Mei 2024 di Ancol Jakarta Utara lalu.
Nama-nama hasil penjaringan dikaji kembali oleh DPP dan nantinya akan diputuskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Ini kan masih proses tahap awal, masih akan ada proses tahap berikutnya di DPP, tinggal di DPPnya digodog," ujarnya saat dikonfrimasi, Selasa (11/6/2024) dikutip dari Kompas.com.
Ia menegaskan, proses penjaringan di PDIP memiliki tahapan dan setiap tahapan akan dikaji lebih lanjut.
Meski nama Anies masuk dalam rekomendasi, Pantas menjelaskan, hal tersebut merupakan tahap awal penjaringan kandidat bakal cagub ataupun cawagub yang didukung maupun diusung PDIP.
"Wah saya enggak tahu (respons Megawati Soekarnoputri) itu urusan DPP. Selanjutnya DPD siap menunggu instruksi lebih lanjut," ujar Pantas.
Tanggapan Gerindra
Adapun di sisi lain, Partai Gerindra menyebut Anies Baswedan bakal kalah apabila kembali maju Pilkada Jakarta 2024.
Gerindra menilai masyarakat sudah capek dengan Anies.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman mengatakan masyarakat sudah capek dengan keterbelahan yang diakibatkan Anies pada Pilkada Jakarta 2017.
Saat itu, Anies dianggap bermain politik identitas melawan Basuki Tjahjapurnama (BTP) alias Ahok.
"Kemarin waktu Pak Anies maju ada lah yang namanya keterbelahan yang antagonis bikin masyarakat capek gitu kan. Waktu lawan Ahok itu kan. Sekarang udah mereka pengen lepas dari sosok sosok itu semua," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/6/2024).