Respons Hasil Survei Terkait Pilkada Jabar, Sekjen Optimis Tren Elektabilitas Kader PAN Terus Naik
Eddy menambahkan, dari simulasi yang dilakukan Indikator Indonesia terbukti kader PAN Bima Arya atau Desy Ratnasari memiliki dampak signifikan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia mengenai Pilkada Jawa Barat.
Eddy merasa optimistis Kader PAN akan menjadi pilihan warga Jawa Barat.
"Tentu Kang Emil dan Dedi Mulyadi memang masih unggul. Tapi kami melihat tren elektabilitas Desy Ratnasari dan Bima Arya juga bagus. Ini sinyal yang baik untuk PAN," kata Eddy, kepada wartawan Jumat (5/7/2024).
Menurut Eddy, kader yang diajukan PAN merupakan representasi yang tepat untuk memimpin Jabar.
"Desy Ratnasari mewakili aspirasi kelompok perempuan dengan pengalaman panjang advokasi di DPR. Sementara Bima Arya mewakili kepala daerah berpengalaman sekaligus intelektual. Intinya untuk Jabar PAN mengajukan kader-kader terbaiknya," ucap Eddy.
Eddy menambahkan, dari simulasi yang dilakukan Indikator Indonesia terbukti kader PAN Bima Arya atau Desy Ratnasari memiliki dampak signifikan bagi pasangannya.
"Kalau dicalonkan untuk Gubernur kader PAN tentu siap. Kalau dicalonkan jadi Cawagub berdasarkan kesepakatan bersama partai pengusung, Teh Desy atau Kang Bima juga siap. Yang jelas PAN akan all out mengusung kadernya," ucap Eddy.
Lebih lanjut, terkait peluang Ridwan Kamil apakah tetap di Jabar atau ke Jakarta, Eddy menegaskan Koalisi Indonesia Maju akan memutuskan berdasarkan pendekatan yang saintifik.
"Kalau dilihat surveinya sekarang Kang Emil masih unggul jauh di Jabar. Tapi semua terus berproses dan saya yakin nanti akan ada keputusan bersama-sama dari KIM dengan judgment ilmiah. Pada waktunya akan disampaikan," pungkas Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu.
Adapun Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia melansir hasil survei terbaru dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024. Ridwan Kamil unggul dalam berbagai simulasi karena dinilai punya kinerja nyata yang dirasakan masyarakat Jawa Barat.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan 20-27 Juni 2024, dalam simulasi 12 nama kandidat, Ridwan Kamil unggul dengan 44,5 persen disusul Dedi Mulyadi 33,2 persen, Dede Yusuf 5,4 persen, Bima Arya 2,2 persen, Desy Ratnasari 1,8 persen, Haru Suandharu 1,2 persen, Ono Surono 1,1 persen dan nama lain seperti Uu Ruzhanul Ulum, Ilham Akbar Habibie, M Iriawan, Taufik Hidayat, dan Syaiful Huda yang angkanya di bawah satu persen.
Popularitas dan kesukaan Ridwan Kamil sudah maksimum di 96 persen tahu dan 92 persen suka," kata Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Kamis (4/7/2024).
Berdasarkan variabel alasan memilih, Ridwan Kamil dipilih karena sudah punya bukti nyata hasil kerjanya serta berpengalaman di pemerintahan. Hal itu juga terlihat dari hasil survei kepuasan publik terhadap kinerja Ridwan Kamil saat jadi Gubernur Jabar.
"Kekuatan Ridwan Kamil dipersepsikan sukses ada di faktor bukti kinerja atau teknokratis," kata Burhanuddin.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi mengungkapkan ada empat catatan dari hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia.
Pertama, kata Karim, dari sejumlah nama yang beredar Pilkada Jabar hanya terbagi menjadi dua kubu yakni Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
"Kedua, ini penting bagi Golkar dan Gerindra. Karena bagi Golkar untuk memenangkan Pilkada Jabar jangan tarik Ridwan Kamil ke Jakarta. Dan penting bagi Gerindra satu-satunya cara memenangkan Dedi Mulyadi yamengeluarkan Ridwan Kamil dari Jabar. Jadi ini pesan yang hitam putih nyaris tidak ada cara mengalahkan Ridwan Kamil selain mencabut dari Jabar," tutur Karim.
Ketiga, sambung Karim, berdasarkan pengamatannya, nama Ridwan Kamil selalu masuk dalam persepsi masyarakat Jabar dalam konteks gubernur.
Artinya habitat politik Ridwan Kamil ya Jabar. Apalagi tingkat kepuasan juga tinggi terhadap kinerja Ridwan Kamil," katanya.
Keempat, hasil survei yang Ridwan Kamil saat ini diperoleh secara pasif atau tanpa ada upaya apapun dalam lingkup Pilkada Jabar. Adapun nama Ridwan Kamil ramai diperbincangkan hanya dalam konteks Pilkada DKI Jakarta.
"Sampai hari ini Ridwan Kamil pasif dalam kontestasi Pilkada Jabar, nyaris tak melakukan apapun. Pemberitaan Ridwan Kamil hanya soal tarik menarik ke Jakarta. Tapi pemberitaan itu tak mengurangi popularitas dan elektabilitasnya di Jabar," katanya.
Untuk diketahui, populasi survei ini adalah warga negara Indonesia di Provinsi Jawa Barat yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki sambungan telepon.
Sampel sebanyak 1.214 responden dipilih melalui metode Double Sampling, yakni pengambilan sample secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.
Margin of error survei diperkirakan 2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara.