Hasto Ungkap Alasan PDIP Mantap Usung Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub Jakarta
Hasto Kristiyanto mengungkapkan alasan pihaknya mantap mengusung bakal calon gubernur Pramono Anung pada pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta mendatang
Penulis: tribunsolo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Jika PDIP ingin menang mudah atau lawan siapkan lawan sepadan di Pilgub Jakarta tentu bakal memilih Anies atau Ahok karena memiliki elektabilitas yang tinggi, tetapi dampaknya secara langsung PDIP makin sulit berkomunikasi dengan Jokowi dan pemerintahan Prabowo-Gibran," ujar Arifki dalam pesan yang diterima, Rabu.
Arifki menyebut PDIP sengaja bermain cantik di Pilgub Jakarta 2024.
Pada satu sisi memberikan panggung kepada dua kader andalannya, Pramono-Rano. Namun, pada sisi lain peluang PDIP untuk masuk kabinet Prabowo-Gibran makin terbuka jika kader yang didukung bukanlah Anies atau Ahok.
"PDIP sepertinya juga membaca peluang di Pilpres 2029. Posisi Anies yang belum memutuskan bergabung dengan parpol manapun menjadi kekhawatiran bagi PDIP," ungkapnya.
Sebelumnya, PDIP telah memutuskan untuk mengusung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey mengatakan, Pramono-Rano Karno akan mendaftar ke KPU Jakarta pada hari ini.
"Pak Pram besok mendaftar jam 11 di KPU sama Rano Karno," kata Olly di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Olly mempersilakan awak media untuk meliput agenda pendaftaran pasangan Pramono - Rano Karno.
"Liput di pendaftaran saja, KPUD DKI yah jam 11," ujar Gubernur Sulawesi Utara ini.
Olly menuturkan, dirinya sudah diberitahu langsung oleh Pramono mengenai pendaftaran ini.
"Tadi Pak Pram telpon saya, 'Pak Olly saya daftar jam 11'," ucapnya.
Dia menerangkan, dirinya tak mengetahui pertimbangan PDIP mengusung Pramono di Pilkada Jakarta.
"Waduh itu kan bukan bendahara, urusannya bukan pertimbangan. Aku kalian nanya, jadi aku nyampein saja," pungkas Olly.
(mg/Roby Danisalam) (Tribunnews/Reza Deni, Fersianus Waku)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).