Drama Anies Baswedan Gagal Maju Sebagai Cagub di Pilkada 2024, Pengamat: Sangat Tragis
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin tidak memungkiri banyaknya drama dalam pendaftaran Pilkada 2024
Penulis: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendaftaran Pilkada 2024 telah ditutup pada Kamis (29/8/2024) pukul 23.59 waktu setempat.
Sejumlah drama pun mewarnai pendaftaran Pilkada 2024, yang menarik perhatian saat Anies Baswedan gagal maju menjadi calon gubernur.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin tidak memungkiri banyaknya drama dalam pendaftaran Pilkada 2024. Menurutnya, Anies yang memiliki elektabilitas tinggi justru tidak mendapat dukungan dari partai politik.
Baca juga: 3 Saran Untuk Anies Agar Tak Kehilangan Panggung Politik: Gabung Parpol, Buat Partai Baru atau Ormas
"Ya kalau kita berbicara Pilkada sudah selesai dengan drama-dramanya terutama soal Anies tidak bisa berlayar, Anies yang tidak bisa dapat dukungan dari partai-partai. Elektabilitasnya tinggi tapi tidak ada (partai) yang mau dukung, ini kan sangat tragis," kata Ujang saat dikonfirmasi, Jumat (30/8/2024).
Ujang menuturkan, elektabilitas yang tinggi tidak cukup membuat partai politik melirik dan menjadikan Anies Baswedan sebagai bakal calon kepala daerah.
Baca juga: Gagal Maju di Pilkada 2024, Anies Baswedan: Allah Pasti Berikan yang Terbaik
Menurutnya, Anies Baswedan terbentur oleh kepentingan elite yang justru lebih mengutamakan kepentingan partai dibanding kepentingan rakyat.
Dikatakan Ujang, seharusnya partai politik lebih mendengar aspirasi rakyat dibanding mengutamakan elite semata.
"Tapi itulah takdir, itulah kenyataan bahwa Anies figur yang dianggap bagus oleh publik tapi tidak bisa nyalon karna kepentingan elite," ujarnya.
"Kepentingan partai lebih dominan dibandingkan kepentingan rakyat. Mestinya ketika ada aspirasi rakyat, partai politik masih ikut kepentingan rakyat, tapi itulah yang terjadi," tambahnya.
Ujang pun menuturkan bahwa Pilkada memiliki dinamika sendiri. Ia melihat bahwa akhir-akhir ini banyak partai politik yang tidak memprioritaskan kadernya, meskipun elektabilitas anggota parpol itu tinggi.
"Parpol mestinya bermain di wilayah mementingkan kepentingan publik atau rakyat, bukan mementingkan kepentingan partai. Jadi kalau aspirasi rakyat menginginkan tokoh A mestinya didukung, tapi kenyataannya tidak, tapi itulah dinamikanya," tuturnya.
Anies Gagal Maju Pilkada
Anies Baswedan batal bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta maupun Jawa Barat (Jabar) dalam Pilkada Serentak 2024.
Seperti diketahui masa pendaftaran calon kepala daerah di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) ditutup pada Kamis (29/8/2024) pukul 23.59.
Namun, hingga tengah malam itu, Anies tak kunjung mendaftarkan diri dan pada akhirnya, Anies memilih untuk tidak ikut serta dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024.
Dengan demikian, Anies dipastikan batal berlaga di Jakarta karena pendaftaran pasangan calon telah ditutup.
Lalu, untuk Pilkada Jabar, sebelumnya, Anies juga disebut-sebut akan diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP) pada detik-detik pendaftaran.
Namun, Anies memutuskan untuk tidak menerima pinangan dari PDIP tersebut, karena ada perbedaan antara maju di Jakarta dan Jabar.
Juru Bicara Anies, Sahrin Hamid mengatakan, peluang Anies maju di Jakarta lebih menjanjikan, ketimbang di Jabar.
Sebab, di Jakarta, Anies memiliki aspirasi dari warga karena pernah memimpin pada periode 2017-2022 lalu.
Sedangkan di Jabar, Anies belum tentu mendapatkan hal itu, apalagi ini merupakan kali pertamanya maju di daerah yang pernah dipimpin oleh Ridwan Kamil tersebut.
"Hanya satu alasan yang bisa kita sampaikan adalah perbedaan antara di Jawa Barat dan di Jakarta, kalau di Jakarta kan ada aspirasi, baik itu dari warga maupun dari partai politik."
"Nah sementara di Jawa Barat memang baru kali ini, ya kurang lebih baru hari ini," kata Sahrin, kepada wartawan di Brawijaya X, Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Meski demikian, Sahrin menegaskan, hubungan Anies dan PDIP hingga kini masih terjalin dengan baik.
Hal tersebut terbukti dengan komunikasi Anies dengan PDIP yang sering dilakukan untuk mendiskusikan banyak hal.
"Kita dengan PDIP hubungannya sangat bagus. Mas Anies dengan PDIP begitu mendalam komunikasinya. Intensitas bertemu juga sering, mendiskusikan banyak hal," jelasnya.
"Harapan kita tentunya, kerja sama ini (Anies dan PDIP) tidak hanya di Pilkada. Lebih dari itu, kita menginginkan bahwa nasionalisme, juga agama, agamis, ini berjalan seiring," imbuh Sahrin.
Baca juga: Anies Ternyata Hampir Dideklarasikan PDIP untuk Pilgub Jakarta, Tapi Situasi Mendadak Berubah
Anies Singgung Demokrasi yang Sehat
Anies Baswedan akhirnya memilih untuk tidak berkontestasi dalam Pilkada 2024.
Adapun pendaftaran untuk para calon kepala daerah (cakada) di KPUD sudah ditutup pada Kamis (29/8/2024) pukul 23.59 WIB.
Setelah keluar dari Basecamp Tim Operasional Anies Baswedan, Brawijaya, Jakarta Selatan, ,antan Gubernur DKI Jakarta ini mengucapkan terima kasih kepada semua yang sudah membantunya.
"Hari ini saya mau ucapkan terima kasih kepada semuanya yang ikut standby, ikut memikirkan, memperhatikan," kata Anies kepada wartawan, Jumat (30/8/2024) dini hari.
Anies meminta semua pihak untuk terus menjaga demokrasi Indonesia ke depannya agar lebih baik lagi.
"Yang jelas terima kasih semuanya teman-teman, terima kasih, jaga semangat, kita semua jaga demokrasi terus sehat, ya. Gitu, ya," ungkapnya.
Baca juga: Beda Pengakuan, Anies Tolak Maju Pilkada Jabar karena Tak Ada Aspirasi Warga, PDIP Berkata Lain
Lebih lanjut, Anies mengaku akan memberikan keterangan tentang hal ini pada Jumat hari ini.
"Besok (hari ini) saya akan sampaikan penjelasan lengkap, ceritanya, dan teman teman tunggu saja besok (hari ini)" tuturnya.
Sebelum masuk ke dalam mobilnya, Anies yang menggunakan kemeja berwarna biru ini pun mengajak rekan media dan pendukungnya berswafoto dan membuat video sambil mengucap terima kasih untuk Jakarta dan Indonesia.
"Makasih Jakarta, Makasih Indonesia," ucap Anies sambil tersenyum.