Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Koalisi Gemuk Borong Partai Solid di Pilkada 2024, Isu Keretakan Jokowi-Prabowo Sulit Dibuktikan

sulit membuktikan keretakan hubungan Ketua Umum Gerindra sekaligus presiden terpilih Prabowo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Koalisi Gemuk Borong Partai Solid di Pilkada 2024, Isu Keretakan Jokowi-Prabowo Sulit Dibuktikan
foto: Agus Suparto/IST
Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi di Istana Yogyakarta, Rabu (1/1/2020) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai sulit membuktikan keretakan hubungan Ketua Umum Gerindra sekaligus presiden terpilih Prabowo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya isu keretakan hubungan Jokowi dengan Prabowo dibantah dengan terjaganya kekompakan partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung calon kepala daerah di Pilkada Serentak 2024.

"Kalau dipermukaan saya kira hubungan Prabowo dan Jokowi baik-baik saja, ya buktinya partai-partai KIM saling solid satu sama yang lain, itu yang menegaskan betapa ngga ada friksi antara Jokowi dan Prabowo," kata Adi kepada Tribun, Jumat (30/8/2024).

Adi melihat kunci solidnya KIM terlihat dengan perjalanan mulus koalisi besar borong partai yang terjadi di Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Kecuali misalnya KIM ngga solid, atau terjadi perang suadara, bisa dibaca ada tanda-tanda Jokowi dan Prabowo ada keretakan. Tapi di provinsi-provinsi kunci saya kira KIM solid. Jadi susah untuk menebak bahwa antara Jokowi dan Prabowo itu ngga harmonis," ujarnya.

Dirinya memberikan contoh, sekalipun terjadi perbedaan pendapat terjadi di Banten, ada perbedaan dukungan, tapi siapapun yang menang adalah orang-orang dekat Jokowi dan Prabowo.

"Bahkan di Banten sekalipun terjadi 'perang saudara' antara Partai KIM, Golkar dan Gerindra, Airin vs Andra Soni tapi dimaknai dalam bingkai semacam friendly match gitu. Tanding persahabatan aja, siapapun yang menang adalah orang-orang yang dekat dengan Prabowo dan Jokowi," katanya.

BERITA REKOMENDASI

"Itu di atas kertas, meskipun kadang banyak pihak menganalisa memberikan argumen bahwa keretakan Jokowi dan Prabowo sudah mulai terlihat ketika ada Revisi UU Pilkada yang tidak bisa disahkan itu kan dianggap sebagai tanda-tanda hubungan dua tokoh ini mulai rengang, tapi persisnya ya tak ada yang tahu," katanya.

Prabowo bantah hubungan dengan Jokowi retak

Sebelumnya, Prabowo juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja.

Ia merespons kabar beredar yang menyebut hubungan Prabowo dan Jokowi telah retak.

"Ternyata Prabowo dan Jokowi sudah retak, di mana retaknya? Selalu mau adu domba, selalu adu domba," ujar Prabowo dalam acara Kongres Partai Amanat Nasional (PAN), Sabtu (24/8/2024) lalu.

Prabowo pun menuding bahwa banyak orang yang menilai dirinya melalui media sosial.


"Saya mengerahkan semua daya yang ada, sebagai Menteri Pertahanan, di mana rakyat susah air, saya kerahkan tim air, kita cari air. Kita beri air untuk rakyat yang susah air, itu mengatasi kesusahan rakyat. Bukan duduk di AC, di podcast, omon-omon, omon-omon, 'Oh Pak Prabowo begini, Pak Prabowo begitu'," kata dia.

Sementaraitu, pihak Istana melalui Staf Khusus Presiden Juri Ardiantoro angkat bicara terkait isu keretakan hubungan antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto pasca batalnya revisi UU Pilkada.

Menurut Juri isu tersebut dihembuskan untuk mengadu domba dan mengganggu jalannya pemerintahan.

"Politik adu domba seperti itu sudah usang dan tidak disukai oleh masyarakat kita. Jika ada mengadu domba dengan nyata-nyata mengatakan hubungan Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih saat ini retak adalah upaya mengganggu agenda keberlanjutan pemerintahan,” kata Juri Senin (26/8/2024).

Juri menegaskan, adu domba dilakukan dengan merangkai-rangkai berbagai informasi, peristiwa dan kejadian yang terjadi belakangan ini, padahal tidak ada kaitannya sama sekali. Informasi tersebut dirangkai dan kemudian disimpulkan adanya keretakan.

Juri menjelaskan, fokus utama Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini adalah meletakan pondasi yang kuat untuk memuluskan transisi pemerintahan.

Menurut Juri, Presiden memberikan tempat dan kesempatan yang luas bagi Presiden terpilih memulai menyusun agenda-agenda strategis untuk menjalankan visi dan misinya demi keberlanjutan pemerintahan nantinya. Sehingga menyimpulkan adanya keretakan hubungan keduanya adalah hal yang sulit diterima.

“Dimana letak keretakannya? Itulah yang menjadi menjadi pertanyaan Pak Prabowo. Presiden terpilih tegas menampik berbagai spekulasi, rumor bahkan upaya-upaya politik yang bertujuan mengadu domba dengan Presiden Joko Widodo," jelas Juri.

Baca juga: Isu Keretakan Jokowi-Prabowo Diduga Upaya Adu Domba Pihak Tertentu

Diberitakan, saat menghadiri Kongres NasDem, Presiden Jokowi menyinggung soal dukungan politik jelang masa jabatan berakhir.

Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam penutup pidatonya.

"Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai. Tapi saya yakin itu tidak dengan bapak Surya Paloh, tidak dengan Bang Surya, dan tidak juga dengan NasDem," katanya.

Jokowi akan  segera mengakhiri masa jabatannya pada Oktober 2024.

Posisinya akan digantikan oleh Prabowo Subianto yang pada Pemilihan Presiden alias Pilpres 2024 lalu berpasangan dengan sang putra sulung, Gibran Rakabuming Raka.

Pasangan ini diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), nama yang hampir sama dengan kabinet Jokowi saat ini, Kabinet Indonesia Maju. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas