Ridwan Kamil Janji Teruskan Program Anies hingga Ahok Jika Terpilih Gubernur Jakarta
Di sisi lain, Ridwan Kamil juga memiliki sejumlah gagasan dan inovasi baru yang bisa ditawarkan kepada masyarakat. Yakni, penyelesaian masalah harian
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (RK) berjanji dirinya akan meneruskan program yang telah digagas oleh Anies Baswedan hingga Basuki Tjahja Purnama alias Ahok saat memimpin Jakarta.
Menurutnya, kebijakan yang digagas Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan, yang baik dipastikan akan terus dilanjutkan.'
Sementara itu, kebijakan gubernur sebelumnya yang masih kurang berdampak akan disempurnakan.
"InsyaAllah, kami tapi tetap menghormati dan melanjutkan apa-apa yang sudah dibangun oleh Pak Heru, Pak Anies, Pak Ahok, Pak Jokowi ya dengan segala plus minusnya. Yang bagus pertahankan, yang kurang sempurnakan," kata RK seusai mengisi materi dalam Golkar Institute di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2024).
Di sisi lain, Ridwan Kamil juga memiliki sejumlah gagasan dan inovasi baru yang bisa ditawarkan kepada masyarakat. Yakni, penyelesaian masalah harian hingga struktural yang masih sering terjadi.
"Ya kan negara hadir membereskan masalah harian sampai membereskan masalah yang struktural. Kalau harian
kan ada konflik-konflik kemanusiaan, ada tragedi kemanusiaan harian. Nah kita hadir dengan quick
response nanti disiapkan. RW-RW ingin membangun sendiri nanti kita ada anggaran untuk RW, kita
haturkan," jelasnya.
Baca juga: Suara Jokowi Meninggi dan Mata Melebar Dituding jadi Dalang Gagalnya Anies Maju Pilkada
Tak hanya itu, mantan Gubernur Jawa Barat itu menyatakan, warga yang mengalami stress dalam kesehariannya akan disediakan mobil "curhat". Selain itu, nantinya ada juga hunian terjangkau bagi warga.
"Tadi harga mahal tanah, tapi pingin tinggal di tengah kota, kita ada gagasan apartemen di atas pasar di atas stasiun di atas jalan. Kalau di luar negeri kan sudah biasa ya ketika lahannya sempit. Kalau bisa tinggal bekerja mungkin di satu wilayah itu lebih baik, walaupun belom bisa semua dipraktikkan. Jadi gagasan-gagasan inilah yang saya sebut dengan Jakarta baru pasca-Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota Indonesia," pungkasnya.