Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Lengkap Tri Rismaharini Tentang Penutupan Lokalisasi Dolly di Surabaya

Mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengulas kembali secara detail terkait penutupan lokalisasi Dolly. 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Cerita Lengkap Tri Rismaharini Tentang Penutupan Lokalisasi Dolly di Surabaya
Dokumentasi PDI Perjuangan
Calon Gubernur Jawa Timur yang juga Mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bersama calon Wakil Bupati Jember K. H. Muhammad Balya Firjaun Barlaman yang akrab dipanggil Gus Firjaun, Selasa (5/10/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengulas kembali secara detail terkait penutupan lokalisasi Dolly

Risma mengatakan, bahwa keputusan menutup Dolly ingin melihat orang-orang yang ada di lokasi itu bisa beralih pekerjaan lebih baik.

Terutama, melindungi anak-anak dari praktik prostitusi dan perdagangan manusia.

Hal ini disampaikan Risma saat didampingi calon Wakil Bupati Jember K. H. Muhammad Balya Firjaun Barlaman yang akrab dipanggil Gus Firjaun, Selasa (5/10/2024).

"Sebetulnya yang saya tutup di Surabaya, bukan Dolly saja, Dolly yang terakhir, yang terbesar. Ada 6 lokalisasi di Surabaya yang saya tutup satu persatu. Dan selama proses penutupan itu saya harus siapkan bagaimana nanti mereka beralih pekerjaan," kata Risma.

Calon Gubernur Jawa Timur itu pun menjelaskan kenapa menutup lokalisasi yang sudah melegenda itu.

Berita Rekomendasi

"Awalnya saya menemukan anak-anak, trafficking, pelacuran anak, dan kondisi sosial yang saya tidak bisa jelaskan. Sesama anak berhubungan suami istri, dan dilihat anak-anak yang lain, itu jadi hal biasa. Kemudian mereka mengajak anak-anak di luar wilayah. Saya berpikir kalau dibiarkan, maka akan ada kerusakan moral yang ada di anak-anak Surabaya. Nah itu ketakutan saya," ungkapnya.

"Ketika kasus trafficking dibawa ke kepolisian, setelah saya telusuri, ternyata ada benang merah ke lokalisasi. Kemudian harus ditutup. Dan saya butuh persiapan-persiapan karena mereka pasti butuh untuk makan, dan sebagainya," tambah mantan Menteri Sosial itu.

Kurang lebih satu minggu sebelum penutupan, Risma diundang oleh beberapa kyai. Meskipun saat itu ada beberapa kyai datang menantangnya.

"Apa kamu berani menutup lokalisasi? Saya jawab Saya berani. ‘Apa yang perlu kita bantu?’ Tidak, karena ini bagi saya urusan umaro. Saya dibantu Kepolisian dan TNI. Saya yakin bisa menyelesaikan ini. Saya takut kalau terjadi pertumpahan darah maka impactnya kemana-mana," lanjut Risma.

Kemudian Risma diundang kyai pada Harlah NU di Jombang dan para kyai kembali bertanya apakah Risma berani menutup Dolly.

"Ada 9 kyai yang menanyakan ‘Kamu berani menutup Dolly?’ Saya jawab saya berani dan sudah saya persiapkan semuanya. Saya ditanya ‘Apa kesiapanmu?’ Saya jawab saya sudah siap karena saya dibantu TNI dan Polri dan pada harinya saya pastikan akan kita tutup." 

"Saya ditanya ‘Siapa kamu, kok berani menutup lokalisasi?’ Saya jawab saya anak bapak dan ibu saya’. Saya sebutkan nama bapak dan ibu saya." 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas