Cerdasnya Jawaban Dharma Pongrekun soal Pembatasan Air Tanah Bikin Dua Wanita Manggut-manggut
Dengan begitu, lanjut Dharma, kolam pipi monyet tersebut bisa menjadi solusi atas adanya Pasal 2 ayat Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 16 Tahun
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur Jakarta dari jalur independen, Dharma Pongrekun, menunjukkan kemampuannya sebagai calon pemimpin saat debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024) malam.
Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988 dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal (Komjen) itu dengan tenang dan cerdas memberikan jawaban saat ditanya moderator solusi atas peraturan pembatasan air tanah di Jakarta.
Bahkan, jawaban Dharma Pongrekun itu membuat dua wanita berparas rupawan yang duduk di barisan kursi belakangnya manggut-manggut.
"Pasal 2 ayat Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Penyambungan dan Pemakaian Air Minum, mengatur masyarakat dapat mengakses air bersih jika dapat membuktikan kepemilikan tanah. Peraturan ini membatasi hak warga Jakarta atas air tanah mengingat tidak semua warga Jakarta memilki hak atas tanah," ujar moderator.
"Apa strategi dan langkah konkret Anda dalam menjamin hak warga Jakarta atas air?" tanya moderator.
Dharma lantas menjawab, dirinya akan melakukan beberapa langkah penting terkait air tanah pada minggu pertama menjabat jika terpilih sebagai Gubernur Jakarta 2024.
Yakni, dirinya akan mengeluarkan kebijakan normalisasi dan naturalsisi 13 sungai yang ada di Jakarta. Selain itu, akan ada penanaman hutan di pinggir sungai-sungai tersebut. Tujuannya agar air di 13 sungai tersebut layak untuk dikonsumsi warga.
Baca juga: Kata Dharma Kun usai RK dan Pramono Diendors Petinggi Indonesia: Saya Serahkan pada Tuhan dan Rakyat
Kemudian, dirinya juga akan membangun "kolam pipi monyet' untuk mengatasi limpahan air hujan supaya tidak terbuang percuma.
Kolam pipi monyet adalah penyimpan air hujan dan air dari sumber-sumber lain yang melimpah, agar tidak terbuang langsung ke saluran air, akhirnya ke laut. Air tidak boleh dibuang langsung ke laut melainkan perlu dimasukkan ke tanah.
"Kolam pipi monyet sebagai waduk kering yang menampung air hujan, menampung banjir kiriman dari Jawa Barat. Itu bisa dimanfaatkan untuk mengganti penampungan air hujan.
Karena ini air tawar, maka air tawar dapat dibuah menjadi air bersih dengan menggunakan teknologi, terhubung ke pipanisasi PDAM," paparnya.
Dengan begitu, lanjut Dharma, kolam pipi monyet tersebut bisa menjadi solusi atas adanya Pasal 2 ayat Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020.
"Jadi rakyat Jakarta tidak perlu pusing lagi dengan pelarangan penggunaan air tanah, karena solusinya sudah ada," ucap Dharma seraya dua wanita di belakangnya manggut-manggut.
Baca juga: Atasi Kemacetan Jakarta, Dharma Pongrekun Berencana Buat Jalan Tanpa Lampu Lalu Lintas
Menurut Dharma, kolam pipi monyet juga bisa disiapkan di sekitar RPTRA, taman kota, hingga lapangan olahraga sehingga bisa menampung air tawar saat debit hujan tinggi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.