Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Beda Hasil Survei di Pilgub Jateng dan Jakarta, Bagaimana yang Terjadi Sebenarnya?

Perbedaan hasil survei kembali terjadi dalam konteks Pilkada Serentak 2024. Setelah di Jakarta, kini Jawa Tengah.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Fenomena Beda Hasil Survei di Pilgub Jateng dan Jakarta, Bagaimana yang Terjadi Sebenarnya?
YouTube.com/KPU Jateng
Beda hasil survei di Pilgub Jateng menjadi polemik. Sebelumnya, di Jakarta, Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia juga menunjukkan hasil yang kontras. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perbedaan hasil survei kembali terjadi dalam konteks Pilkada Serentak 2024. Setelah di Jakarta, kini Jawa Tengah.

Dua lembaga survei, Indikator Politik Indonesia dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), memberikan hasil yang berbeda terkait elektabilitas calon gubernur di Jateng.

Sebelumnya, di Jakarta, Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia juga menunjukkan hasil yang kontras.

Pilgub Jateng

Survei SMRC

Survei Pilkada Jateng bulan November dirilis oleh SMRC. Survei dilaksanakan pada periode waktu 7 sampai 12 November 2024.

Dengan periode waktu tersebut, praktis survei sekaligus merepresentasikan keputusan pemilih pada Pilkada Jateng pasca pelaksanaan dua kali debat publik yang diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober dan 10 November.

Selain itu, periode survei yang dilakukan juga pada rentang waktu mulai turunnya Joko Widodo (Jokowi) mendukung Luthfi-Yasin pada 29 Oktober 2024, serta beredarnya video endorsement sejumlah artis hingga Presiden Prabowo Subianto terhadap Luthfi-Yasin pada 9 November 2024.

Berita Rekomendasi

Survei yang dilakukan oleh SMRC mengambil sampel 1210 orang pemilih di Jawa Tengah. Sampel dipilih dengan metode multistage random sampling dengan jumlah proporsional.

Toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasilnya, pasangan Andika-Hendi justru tetap berada pada tren peningkatan yang signifikan.

Tercatat dalam survei, elektabilitas Andika-Hendi berada pada angka 50,4 persen atau naik 2,3?ri survei sebelumnya di bulan Oktober 2024 yang sebesar 48,1 persen .

Sementara elektabilitas Luthfi-Yasin tercatat menurun menjadi 47,0 % atau turun sebesar 0,5?ri survei sebelumnya di bulan Oktober 2024 yang sebesar 47,5 % .

Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani menyebutkan bahwa tren penurunan elektabilitas Luthfi-Yasin jika dilihat sejak bulan September 2024 telah lebih dari 10 % .

"Kalau kita lihat selama dua bulan memang perubahannya signifikan. Pasangan Luthfi turun dan pasangan Andika naik. Tapi dalam satu bulan memang persaingannya semakin ketat," jelas Deni.

Sementara itu tren elektabilitas calon disebutkan Deni Irvani juga dipengaruhi oleh tren popularitas para calon.

"Elektabilitas pasangan Andika-Hendi naik secara signifikan juga karena popularitasnya naik secara signifikan dari 60 ke 71 atau naik 11 poin. Sedangkan Ahmad Luthfi awareness-nya tidak bergerak atau stagnan di angka 67," terangnya.

Namun meskipun begitu, Deni mengingatkan bahwa untuk memprediksi pemenang dalam kontestasi Pilgub Jateng 2024 diperlukan selisih dua kali margin of error atau sekitar 5,8 % yang pada saat ini belum tercapai.

Untuk itu dirinya menyebut bahwa strategi para paslon dalam memanfaatkan sisa waktu yang ada masih sangat menentukan.

Survei Indikator Politik

Sementara Indikator Politik merilis hasil survei yang dilakukan pada 7-13 November. Hasilnya, elektabilitas pasangan Luthfi-Yasin masih mengungguli Andika-Hendi.

"Elektabilitas dua paslon berdasarkan simulasi surat suara yakni Andika-Hendi 43,46 persen dan Luthfi-Taj Yasin 47,19 persen. Tidak tahu 9,35 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Minggu (17/11/2024).

Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling.

Survei melibatkan 3.500 respondens sebagai sampel, yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Responden diwawancarai dengan tatap muka. Adapun margin of error survei adalah sekitar lebih kurang 2,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Perolehan elektabilitas dua paslon itu relatif stagnan jika dibandingkan survei sebelumnya di bulan Oktober.

Saat itu, elektabilitas Andika-Hendi 44,0 persen, sementara Luthfi-Yasin 48,2 persen. Ada sedikit penurunan jika dibandingkan elektabilitas bulan November ini.

Sementara jika simulasi survei dengan bertanya langsung maka nama Luthfi yang berada di top of mind para respondens.

Adapun rinciannyanya, 32,74 persen menyebut nama Luthfi; 31,57 persen menyebut nama Andika; 2,42 persen menyebut nama Taj Yasin; 0,94 menyebut nama Hendi; 0,80 persen nama lainnya, dan 31,53 persen tidak tahu.

Burhanudin mengatakan, selisih dukungan tersebut masih berada dalam rentang margin of error yang ditetapkan sebesar 2,3 persen. Berkaca dari hal tersebut, lanjut dia, tidak bisa diambil kesimpulan siapa yang lebih unggul di Pilkada Jateng saat survei berlangsung pada 7-13 November 2024.

“Karena selisih keduanya dalam margin of error, kami tak punya kesimpulan konklusif yang mengatakan Pak Luthfi unggul. Secara statistik keduanya imbang,” katanya. Dia mengatakan hasil survei tersebut bisa saja berubah menjelang hari pencoblosan. 

Namun demikian, Burhanuddin tidak dapat membuktikan apakah keunggulan Luthfi-Yasin turut dipengaruhi endorsement yang dilakukan Presiden Prabowo dan Presiden ke-7 RI Jokowi. Alasannya survei itu dilakukan sebelum Jokowi ikut kampanye.

Pilgub Jakarta

Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis Rabu (23/10/2024) memperlihatkan paslon nomor urut 3 Pramono Agung-Rano Karno unggul pada Pilkada Jakarta 2024 dengan elektabilitas sebesar 41,6 persen.

Sementara, paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono mencatatkan tingkat keterpilihan sebesar 37,4 persen.

Sedangkan perolehan elektabilitas paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana cenderung stagnan sebesar 6,6 persen.

Survei yang digelar LSI pada 10-17 Oktober 2024 ini melibatkan 1.200 responden warga Jakarta yang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Di sisi lain, menurut hasil survei Poltracking yang dirilis Kamis (24/10/2024), Pramono-Rano berada di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 36,4 persen.

Menurut survei tersebut, Ridwan Kamil-Suswono memimpin dengan elektabilitas 51,6 persen.

Selanjutnya, paslon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, elektabilitasnya sebesar 3,9 persen.

Survei Poltracking ini digelar pada 10-16 Oktober 2024 dengan melibatkan 2.000 responden.

Poltracking disanksi

Setelah meminta keterangan dari Poltracking dan LSI, Persepi akhirnya menjatuhkan sanksi kepada Poltracking ihwal hasil survei elektabilitas tiga paslon Pilkada Jakarta 2024 periode Oktober 2024 ini

Keputusan tersebut ditandatangani Ketua Dewan Etik Asep Saefuddin dan dua anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk serta Saiful Mujani.

"Dewan etik memberikan sanksi kepada Poltracking Indonesia untuk ke depan tidak diperbolehkan mempublikasikan hasil survei tanpa terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dan pemeriksaan data oleh Dewan Etik. Kecuali bila Poltracking Indonesia tidak lagi menjadi anggota Persepi," demikian bunyi keputusan dewan etik Persepi.

Dari hasil pemeriksaan, Poltracking Indonesia tidak berhasil menjelaskan ketidaksesuaian antara jumlah sampel valid sebesar 1.652 data yang ditunjukkan saat pemeriksaan, dengan 2.000 data sampel seperti yang dirilis ke publik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas